Berita Bekasi

Tangani Sekolah Rusak dan Anak Putus Sekolah di Bekasi, Dewan Pendidikan Dorong Program Bapak Asuh

Artinya, setiap pabrik atau perusahaan bertanggungjawab untuk membantu mengatasi anak putus sekolah di sebuah sekolah.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com/Rangga Baskoro
Ilustrasi Sekolah Rusak --- Atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi ambruk. Mencegah sekolah rusak dan anak putus sekolah, Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi mendorong program bapak asuh one factory one school. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Mencegah anak putus sekolah, Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi mendorong program bapak asuh one factory one school.

Artinya, setiap pabrik atau perusahaan bertanggungjawab untuk membantu mengatasi anak putus sekolah di sebuah sekolah.

Ketua Bidang Pengembangan Profesi dan Karir PTK, Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi, Hamdani mengungkapkan, peran swasta khususnya dunia usaha ikut serta berperan dalam membantu masalah pendidikan di Kabupaten Bekasi, khususnya anak putus sekolah.

Hal itu lantaran peran swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menjadi solusi untuk masalah pendidikan di Kabupaten Bekasi saat ini.

BERITA VIDEO : BERIKAN KESEMPATAN PENDIDIKAN LAYAK, ALASAN ANDIEN AISYAH BANGUN SEKOLAH KHUSUS PEMULUNG

“Kita ingin menggaungkan kembali program yang pernah digagas oleh Bupati Bekasi terdahulu yaitu program one factory one school (OFOS)," katanya pada Senin (14/8/2023).

Artinya setiap satu perusahaan di Kabupaten Bekasi ini mempunyai berkewajiban memberikan pembinaan-pembinaan kepada satu sekolah yang include di dalamnya membantu pembiayaan-pembiayaan yang berasal dari CSR.

Dia melanjutkan, hal tersebut perlu dikembangkan dan digaungkan kembali agar sekolah itu tidak melulu menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama masyarakat dengan menggali potensi yang ada di Kabupaten Bekasi.

Baca juga: DPRD Karawang Sebut Pengelolaan Dana CSR Payah, Padahal bisa Bangun Sekolah Tanpa Gunakan APBD

“Kita ini salah satu kawasan industri terbesar, peluang CSR-nya juga besar kalau kita manfaatkan itu maka akan sangat membantu dunia pendidikan di Kabupaten Bekas," imbuhnya.

Bahkan dirinya pernah mencoba menebar proposal dengan searching dan mengirimnya ke email perusahaan tersebut hasilnya luar biasa.

"Karena banyak hal juga yang tidak bisa tercover oleh anggaran, yang memang harus diasistensi dan lainnya,” jelasnya.

Oleh karena itu Dewan Pendidikan mengambil peran untuk menjembatani perusahaan-perusahaan yang ingin membantu sekolah yang ada di Kabupaten Bekasi, ketika usulan-usulan  bangunan banyak yang tidak teralokasi atau terakomodir oleh APBD dan APBN.

“Saran saya Dinas Pendidikan menggandeng kami Dewan Pendidikan dan steholder lainnya seperti DPRD, Pengusaha, Praktisi Pendidikan, Kepala sekolah untuk duduk bersama dalam sebuah Pokja sehingga semua informasi, masukan dan proposal bisa satu pintu," katanya.

"Kalaupun sudah ada Forum CSR di Bappeda, Pokja CSR Pendidikan ini tetap harus dibentuk dan Dinas Pendidikan sebagai leading sector-nya,” imbuhnya 

Untuk itu ia mengajak kepada semua stekholder untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan program bapak asuh satu perusahaan satu sekolah atau one factory one school (OFOS) untuk dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi .

“Dan untuk para pengusaha yang saat ini berusaha di Kabupaten Bekasi sudah  semestinya bahkan berkewajiban untuk membantu kebutuhan masyarakat khususnya dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi dan tidak akan ruginya membina satu sekolah satu oleh satu perusahaan,” terangnya. (maz) 

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved