Berita Jakarta

Resah Lihat Terapis Wanita Berpakaian Minim di Sejumlah Panti Pijat, Emak-emak Demo Minta Tutup

Dasrizal menuturkan aksi tersebut telah dilakukan pada Minggu (19/11/2023) malam dan melintasi sepanjang panti pijat tersebut.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
Istimewa
ilustrasi Prostitusi --- Aksi warga Kampung Sawah Indah, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur menuntut belasan lokasi panti pijat yang dijadikan sebagai tempat prostitusi ditutup, Minggu (19/11/2023). (FOTO ILUSTRASI) 

TRIBUNBEKASI.COM, CAKUNG --- Warga Kampung Sawah Indah, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur menggelar aksi menuntut belasan lokasi panti pijat diduga tempat prostitusi, segera ditutup.

Dasrizal, warga Kampung Sawah Indah, Cakung, mengatakan, aksi warga dilakukan dengan long march atau berjalan lebih kurang satu kilometer untuk meminta pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur segera menutup belasan lokasi panti pijat tersebut.

“Longmarch itu didominasi ibu-ibu, kami juga membawa spanduk bertuliskan ‘Kali warga Kampung Indah menolak adanya tempat prostitusi di Kampung kami, itu kami bawa,” kata Dasrizal saat ditemui awak media mengenai keberadaan panti pijat yang dijadikan tempat esek-esek, Selasa (21/11/2023).

Dasrizal menuturkan aksi tersebut telah dilakukan pada Minggu (19/11/2023) malam dan melintasi sepanjang panti pijat tersebut.

BERITA VIDEO : INDEKOS SARANG PROSTITUSI ONLINE DIGEREBEK, ADA PASANGAN LGBT

Aksi tersebut melibatkan warga lintas agama dan mendapati lebih kurang ada 15 tempat prostitusi berkedok panti pijat.

“Yang hadir itu ada ibu-ibu majelis taklim, lalu bergabung dengan pihak gereja, ada empat musala dan dua gereja, lebih kurang 1.000 peserta. Kami juga dikawal kepolisian dan Satpol PP,” imbuhnya.

Dasrizal mengungkapkan aksi tersebut pun didasari karena warga yang resah dengan aktivitas belasan panti pijat tersebut.

Baca juga: Bangunan Liar Sarang Prostitusi di Tepian Rel Jalan Bandengan Dirobohkan, Ini Kata Tokoh Masyarakat

Sebab, para pegawai perempuan atau terapis dari panti pijat tersebut kerap berdiri di depan panti dengan keadaan pakaian minim sembari menawarkan dengan memanggil para pengendara hingga warga sekitar.

“Terapis nya itu nongkrong di pinggir jalan, setiap orang yang lewat dipanggil. Termasuk warga (disuruh masuk ke panti pijat. Kami resah, karena itu dapat merusak generasi muda anak-anak melihat pakai depan pendek,” imbuhnya.

Dasrizal pun mengungkapkan sebelum aksi dilakukan, pihaknya sudah pernah menegur pengelola panti pijat tersebut untuk membenahi tempat usahanya itu.

BERITA VIDEO : KENAL LEWAT FACEBOOK, BOCAH 16 TAHUN DIGAGAHI PRIA BERISTRI

Namun teguran itu justru tidak digubris sehingga warga langsung menggelar aksi dengan terlebih dahulu memberikan pemberitahuan kepada pihak kecamatan hingga Polsek Cakung. 

Ketika tahu didemo, belasan pengelola panti pijat itu rupanya tidak memberikan respon, namun hanya menutup tempat usaha sementara.

“Sebelumnya sudah pernah kami sampaikan aspirasi kami, tapi tidak digubris, setelah berjalan waktu, majelis taklim ibu-ibu sepakat menutupnya,” pungkasnya.

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra/m37)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved