Berita Nasional

Budiman Sudjatmiko Nilai Pernyataan Tom Lembong Melanggar Etika Profesional

Budiman Sudjatmiko menjelaskan, tugas seorang menteri sebagai pembantu presiden memang memberikan masukan kepada presiden sesuai keahliannya.

Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Yulianto
Budiman Sudjatmiko berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNBEKASI.COM — Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan Tom Lembong yang menyebut selama 7 tahun membuat contekan untuk Presiden Joko Widodo

Pernyataan Tom Lembong tersebut untuk menanggapi Cawapres Gibran Rakabuming Raka saat debat calon wakil presiden (debat cawapres) yang digelar KPU pada Minggu, 21 Januari 2024 lalu.

Menurut Budiman Sudjatmiko, pernyataan Tom Lembong tersebut adalah sebuah pelanggaran etika profesional sebagai seorang mantan menteri.

“Pak Tom Lembong yang dulu sebagai pembantu presiden yang memberikan masukan kepada Pak Jokowi ini tidak layak diumumkan kepada publik. Apalagi menyebut kata ayahnya mas Gibran, melanggar etika profesional. Padahal Paslon satu seringkali bicara tentang etika.” tegas Budiman Sudjatmiko, Senin, 22 Januari 2024.

Budiman Sudjatmiko menjelaskan, tugas seorang menteri sebagai pembantu presiden memang memberikan masukan kepada presiden sesuai keahliannya.

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Gunung Raja Paksi Tbk Tawarkan Posisi Electric Arc Furnace B Leader

Baca juga: Di Rutan KPK, Pungli Malah Merajalela, Sampai Ada yang Berperan sebagai Lurah

“Presiden memang tidak akan menguasai semua hal secara detail, itulah tugas pembantum seorang menteri. Untuk itu dia dipercaya dan mendapatkan fasilitas dari negara. Toh, keputusan terakhir tetap diambil oleh Presiden,” tandasnya.

Menurut Budiman Sudjatmiko, hal ini tidak bisa dibandingkan dengan contekan yang dibacakan Cawapres Muhaimin Iskandar saat debat calon wakil presiden pada hari Minggu lalu.

“Dalam konteks Cak Imin, beliau hanya membacakan. Lagi pula, jika sudah diberikan masukan kenapa Cak Imin juga tidak bisa memahami pertanyaan Mas Gibran. Masih tidak nyambung,” ucapnya.

“Kalau Cak Imin memang tak setuju dengan Tom Lembong yang memberi contekan itu justru tak apa-apa, tapi ini tak paham tentang LFP yang sering disampaikan Pak Tom Lembong, bahwa katanya mobil listrik tak lagi butuh nikel,” lanjut Budiman Sudjatmiko.

Budiman Sudjatmiko juga menyebut, tidak etisnya Tom Lembong tersebut akan membuat semua pihak tidak nyaman.

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Ajinomoto Indonesia - Karawang Factory Butuh Maintenance Staff

Baca juga: Polisi Temukan Fakta Baru Kasus Pembunuhan Karyawan Toyota Didalangi Istrinya di Karawang

“Ketidaketisan secara profesional ini akan membuat tidak nyaman bos lamanya, maupun bos barunya. Karena itu akan berpotensi terjadi dengan mereka. Ini soal etika yang sering yang selalu dibicarakan Pak Anies dan Cak Imin. Problem itu ada di tubuh mereka,” pungkas Budiman Sudjatmiko.

Sebelumnya diketahui, Tom Lembong memberikan respon terkait namanya yang sering disebut Cawapres Gibran Rakabuming Raka pada debat Cawapres kemaren malam.

"Saya sangat mengapresiasi ucapan mas Gibran yang berkali-kali menyebut nama saya. ya tentunya selama 7 tahun saya membuat contekan dan menulis pidato, dan materi bicara bagi ayahnya, Pak Presiden," kata Tom Lembong di suatu acara di Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. (*/adv)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved