Kemenhub Prediksi Ada 33,72 Juta Pemudik Gunakan Kereta Api, Ini Persiapan dari DJKA
Ditjen Perkeretaapian Kemenhub memprediksi sebanyak 33,72 juta orang akan mudik di tahun 2024 menggunakan Kereta Api.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochammad Dipa
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan perjalanan penumpang Kereta Api, Ditjen Perkeretaapian Kemenhub (DJKA) telah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap kualitas sarana dan prasarana perkeretaapian.
Seperti halnya pemeriksaan ramp check atau Inspeksi kelengkapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) baik sarana perkeretaapian maupun stasiun.
Menurut Risal, kegiatan ini penting dilakukan untuk mengantisipasi gangguan perjalanan Kereta Api selama masa Angkutan Lebaran.
"Agar masyarakat mudik dengan aman, nyaman dan selamat, kami sudah melakukan ramp check pemeriksaan terhadap kondisi dan kualitas dari sarana dan prasarana, dan kondisi SDM yang mengoperasikan sarana maupun prasarana perkeretaapian," jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Risal, kondisi sarana dan prasarana perkeretaapian dalam kondisi layak operasional.
Kegiatan ramp check ini akan terus dilakukan oleh Kemenhub bersam pihak terkait lainnya, yang paling utama PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Pada dasarnya semua Sarana yang digunakan dalam kondisi baik Jalan semua prasarana yang akan digunakan dalam layak fungsi dan layak guna," papar Risal.
"Insya Allah masa angkutan lebaran ini bisa berjalan aman lancar dan selamat sesuai yang kita inginkan," lanjutnya.
Selain itu, perhatian juga diberikan pada perlintasan sebidang yang rentan terhadap kecelakaan. DJKA telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menugaskan sejumlah petugas di perlintasan sebidang selama masa angkutan lebaran guna mencegah kecelakaan.
Setelah masa lebaran berakhir, DJKA juga akan memasang yellow box di perlintasan sebidang sebagai langkah tambahan untuk meningkatkan kesadaran dan keamanan para pengendara.
"Dengan dibuatnya yellow box kita akan menambah perhatian lagi kepada para pengendara angkutan jalan bahwa lokasi tersebut harusnya kosong dan tidak boleh ada kendaraan yang berhenti di dalam lintasan sebidang," sebut Risal.
Pihaknya juga akan memasang safety lamp yang berjarak 2 km dari pintu perlintasan sebidang. Adapun tujuan pemasangan safety lamp, untuk menginformasikan kepada masinis terkait kondisi di perlintasan sebidang.
"Jika terjadi sesuatu keadaan tanggap darurat di perlintasan sebidang, maka penjaga pintu perlintasan larinya ke pos penjagaan untuk memencet tombol nanti akan ada lampu sejauh 2 km untuk menginformasikan ke masinis kereta yang mau datang untuk berhenti," ungkap Risal.
"Kami memasang safety lamp sepanjang 2 Kilometer sampai 2,5 Kilometer karena kecepatan Kereta Api saat ini mencapai 120 km/jam. Dengan kecepatan tersebut, Kereta Api membutuhkan jarak sekitar 2 km agar bisa berhenti ketika terjadi keadaan tanggap darurat di perlintasan sebidang.
Mitigasi bencana di jalur perkeretaapian
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub
Mohamad Risal Wasal
Ditjen Perkeretaapian Kemenhub
mudik Lebaran
Kereta Api (KA)
Kemenhub
Rabu Besok, Ribuan Pengendara Ojol Mogok Massal dan Gelar Demo di DPR, Istana, dan Kemenhub |
![]() |
---|
Kemenhub Ungkap Biaya Transportasi di Kota Bekasi Tertinggi se-Indonesia, Ini Pemicunya |
![]() |
---|
Kemenhub Wacanakan Pembangunan Kereta Api Mirip MRT dari Lebak Bulus hingga BSD |
![]() |
---|
Ditegur Dedi Mulyadi Izinkan ASN Mudik Pakai Mobil Dinas. Wali Kota Depok Minta Maaf Bikin Gaduh |
![]() |
---|
Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Bekasi Selama Mudik Lebaran 2025 Menurun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.