Berita Bekasi
Lokasinya Dekat Permukiman, Warga Jakasampurna Bekasi Tolak Pembangunan Tangki Air Raksasa
Penolakan pembangunan water tank (tangki air raksasa) itu karena dibangun pada lahan sempit dengan luas sekitar 3000 meter persegi.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Warga RT 06 RW 15 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi sepakat untuk menolak secara tegas rencana pembangunan water tank (tangki air raksasa) berkapasitas 4 juta liter oleh pihak PDAM Tirta Patriot.
Penolakan pembangunan water tank (tangki air raksasa) itu karena dibangun pada lahan sempit dengan luas sekitar 3000 meter persegi.
Warga meminta agar lokasi pembangunan water tank (tangki air raksasa) itu dipindahkan ke wilayah yang lebih aman dan jauh dari pemukiman padat penduduk.
"Kami sepakat menolak pembangunan water tank karena mengancam keselamatan, keamanan, kenyamanan, serta kesehatan psikologis warga terdampak jauh lebih penting dan harus diutamakan," kata Johson, salah satu perwakilan warga RT 06 RW 15, Jakasampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat dalam keterangan tertulis pada Selasa (21/5/2024).
BERITA VIDEO : AIR KERUH PUN DITAMPUNG WARGA AKIBAT KRISIS AIR BERSIH DI BEKASI
Johson menjelaskan, pembangunan tangki raksasa pada lahan yang sempit dan benar-benar menempel dengan pemukiman padat penduduk tanpa buffer zone atau zona aman bebas yang memadai. Kondisi ini tentu menimbulkan rasa khawatir, dan cemas bagi warga terdampak.
Kekhawatiran warga tidak hanya terkait bahaya potensi jebolnya tangki air raksasa tersebut, namun juga dampak psikologis harus tinggal berdampingan dengan tangki air raksasa, yang mana dampak tersebut sudah mulai dirasakan warga sejak di sosialisasikannya rencana pembangunan tangki air raksasa tersebut.
"Sebelum dibangun saja, warga sudah banyak yang mengeluh susah tidur, pikiran tidak fokus, dan bahkan beberapa warga mengeluhkan asam lambung naik karena memikirkan rencana pembangunan tangki air raksasa ini harus dibangun menempel dengan pemukiman warga," jelasnya.
Baca juga: Dimasa Peralihan Bencana Kekeringan, Pemkab Bekasi Prioritaskan Warga Miskin Alami Krisis Air Bersih
Terkait kekhawatiran warga akan rencana pembangunan tangki air raksasa ini, warga melakukan pertemuan yang menghasilkan petisi penolakan rencana pembangunan tangki air raksasa, dan petisi ini sudah ditandatangani oleh hampir 300 warga.
Dalam petisi itu secara bulat menolak rencana pembangunan tangki air raksasa ini, warga sepakat agar pembangunan tangki air raksasa 4 juta liter ini direlokasi, serta tidak dibangun di lokasi padat penduduk.
Masyarakat juga belajar dari penolakan warga Pondok Kopi, Jakarta Timur akan rencana pembangunan tangki air raksasa, dimana pembangunan tangka air raksasa tersebut berhasil di relokasi di tempat yg jauh dari pemukiman padat penduduk setelah dimediasi walikota Jakarta timur.
Hal yang sama juga terjadi saat penolakan pembangunan tangki air raksasa yang dilakukan di Perumahan Pesona II Depok.
Namun penolakan warga terjadi setelah pembangunan tangki air raksasa sudah dilakukan.
Sehingga pembangunan tersebut hanya menyisakan kekhawatiran bagi warga terdampak, dan banyak dari warga yang tinggal berdekatan dengan tangki air raksasa tersebut mulai menjual rumahnya.
BERITA VIDEO : KEKERINGAN MELANDA WARGA KEDUNGRINGIN SELAMA 8 TAHUN TERAKHIR
Sampai sekarang rumah-rumah tersebut susah terjual, karena memiliki potensi bahaya.
Artinya penurunan nilai jual objek tanah dan bangunan di wilayah dengan potensi bahaya juga menjadi bahan keberatan warga terhadap renana pembangunan ini.
“Dalam mitigasi bencana, Pemerintah Kota Bekasi harus memikirkan dampak terburuk yang mungkin timbul. Pembangunan water tank juga tidak memberikan kebaikan apapun bagi warga sekitar, dan hanya menyisakan dampak buruk jangka panjang setelah beroperasi,” jelasnya.
Budi, salah satu warga Jakasampurna menegaskan warga RT 06 RW 15 Jakasampurna menolak rencana pembangunan water tank dan tidak akan menerima tawaran solusi apapun dari Pemkot Bekasi Kecuali memindahkan instalasi ini ke wilayah lain yang lebih aman.
Dalam rencana pembangunan tangki air raksasa ini, terakhir diketahui masyarakat setelah adanya sosisalisasi dari pihak PDAM Tirta Patriot yang menyatakan bahwa rencana pembangunan ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Hal ini tentu membuat warga marah, karena tidak seharusnya rencana pembangunan PSN mengabaikan hak asasi masyarakat dalam keamanan, kenyamanan, dan tentunya kesehatan psikologis warga setempat.
Mengingat warga sudah tinggal dilokasi ini jauh sebelum adanya rencana pembangunan tangki air raksasa tersebut. Rencana pembangunan tangki air raksasa ini adalah bukti konkret lemah dan tidak berkualitasnya pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan yang seolah olah mengabaikan mitigasi bencana dan malah menghadirkan potensi bencana bagi masyarakat sekitar.
“Kami warga setempat sangat medukung program pembangunan oleh pemerintah yang ingin memajukan wilayah setempat. Namun apabila bentuknya berupa tangki air raksasa yang mana memiliki potensi bahaya dan hanya menghadirkan kecemasan bagi warga sekitar sudah barang tentu pembangunan tersebut harus direlokasi,” tambah Budi.
Sementara itu, pihak PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi belum menjawab ketika dimintai konfirmasi. (maz)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q
Penantian 20 Tahun, Umat Katolik Cikarang Terharu Bupati Bekasi Resmikan Gereja Paroki Ibu Teresa |
![]() |
---|
KPU Kabupaten Bekasi Gelar FGD Soal Penerapan E-Voting di Pemilu dan Pilkada 2029 |
![]() |
---|
Wujudkan Destinasi Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang, 13 Jembatan Bakal Didesain Ulang |
![]() |
---|
Pengurus Baru Dilantik, NasDem Kabupaten Bekasi Targetkan Raih 7 Kursi DPRD di Pemilu 2029 |
![]() |
---|
Pemkab Bekasi Tetapkan Kawasan Stadion Wibawamukti Jadi Lokasi CFD, Digelar Sekali Tiap Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.