Gempa Bumi Guncang Yogya, Timbulkan Kerusakan pada Pasar Prambanan dan Rumah Warga

Gempa bumi mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (26/8/2024) malam. Gempa berpusat di Samudera Indonesia.

Editor: Ign Prayoga
Dok. Istimewa
Genteng Pasar Prambanan Sleman yang rontok akibat gempa magnitudo 5,8 barat daya wilayah Gunungkidul, Senin (26/8/2024) malam 

TRIBUNBEKASI.COM, YOGYAKARTA - Gempa bumi mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (26/8/2024) malam.

Guncangan cukup keras dirasakan warga di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta menyatakan, setidaknya sembilan rumah Nglipar dan Semanu mengalami kerusakan.

Gempa juga mengakibatkan kerusakan di Pasar Prambanan di dekat jalan raya Yogya-Solo.

Video yang beredar menunjukkan atap Pasar Prambanan rontok akibat gempa hingga memunculkan lubang.

"Genteng pada rontok (jatuh). Tingkat kerusakan baru diinventarisir," kata Kepala UPTD Pasar Wilayah IV Sleman, Sumarno, Senin malam. 

Kejadian ini tidak menimbulkan korban. "Tidak ada korban karena pas sepi pedagang," ujarnya.

Hingga pukul 21.25 WIB, laporan kerusakan yang diterima BPBD Provinsi DI Yogyakarta berasal dari Kabupaten Gunungkidul.

Di wilayah ini ada delapan rumah yang rusak, tepatnya di wilayah Kapanewon Nglipar, Semanu.

Sedangkan Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Bantul masing-masing melaporkan satu rumah mengalami kerusakan akibat gempa.

Sementara Kabupaten Sleman melaporkan kerusakan pada Pasar Prambanan.

Gempa yang mengguncang Yogyakarta terjadi pukul 19.57 WIB.

Gempa tektonik ini berpusat di Samudra Indonesia di sebelah selatan Gunungkidul.

Berdasarkan hasil analisis Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,5.

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,85° LS; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 Km arah barat daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km," papar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sebagaimana diterima Tribunnews.com, Senin.

Menurut Daryono, menilik lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar-lempeng (megathrust).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust)," katanya.

Adapun gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI.

Sementara di daerah Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten dengan skala intensitas II-III MMI.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ungkapnya.

Hasil monitoring BMKG hingga pukul 20.20 WIB menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (afterschock).

Lebih lanjut, BMKG mengimbau masyarakat supaya tetap tenang dan tak terpengaruh oleh isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," imbau Daryono.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com  

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved