Berita Jakarta

Berikut Cara Evakuasi dari Gedung Tinggi Jika Terjadi Ancaman Gempa Megathrust

hal yang harus dilakukan masyarakat jika terjadi gempa Megathrust adalah jangan panik.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Ancaman gempa berkekuatan besar atau Megathrust, mulai dikhawatirkan oleh masyarakat Indonesia, terutama pekerja di Jakarta yang sehari-hari beraktifitas di gedung-gedung tinggi. 

TRIBUNBEKASI.COM, KEMBANGAN — Ancaman gempa berkekuatan besar atau Megathrust, mulai dikhawatirkan oleh masyarakat Indonesia, terutama pekerja di Jakarta yang sehari-hari beraktifitas di gedung-gedung tinggi.

Pasalnya, gempa Megathrust tersebut dapat mengakibatkan kehancuran bangunan secara masif.

Menurut Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan, Michael Sitanggang, hal yang harus dilakukan masyarakat jika terjadi gempa Megathrust adalah jangan panik.

"Jadi berbeda dengan evakuasi kebakaran, ketika kita mengalami kebakaran itu kita langsung lari segera mungkin ke luar," kata Michael saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/2024).

BERITA VIDEO : DETIK-DETIK GEMPA 5,6 MAGNITUDO TERJADI DI CIANJUR

"Sedangkan gempa bumi, kita tetap bertahan, jangan panik, dan kita melakukan drop cover hold on. Jadi kita bisa berlindung di bawah kursi, di bawah meja, atau di dekat pilar," imbuhnya.

Jika sedang berada di dalam gedung perkantoran, mendengarkan intruksi dari captain floor (koordinator lantai) adalah hal yang harus dilakukan untuk mengetahui kapan mulai mengevakuasi diri ke luar gedung.

Dalam hal ini, Michael menjelaskan simulasi terjadinya gempa bumi di Kantor Walikota Jakarta Barat.

"Jadi nanti mengikuti arahan, kemudian ke tangga darurat, dan ke titik kumpul yang ada di depan kantor Wali Kota," jelas Michael.

Baca juga: Awas Gempa Megathrust! Pemprov DKI Diimbau Cek Kondisi Gedung Usia Diatas dan Dibawah 20 Tahun

Setelah dirasa aman, floor captain akan memeriksa apakah ada kejadian-kejadian lain yang terjadi akibat gempa tersebut.

Misalnya, terkait korban luka, ibu hamil, atau pegawai-pegawai yang terjebak di dalam gedung.

"Nah ini yang nanti dilaporkan kepada pengelola gedung untuk segera dilakukan penanganan dan evakuasi," kata Michael.

Apabila semuanya sudah selesai, lanjut Michael, akan ada tim asesmen gedung yang menilai apakah gedung ini masih layak digunakan atau tidak setelah gempa.

Jika dinyatakan aman, barulah seluruh pegawai diperkenankan masuk kembali dan menjalankan aktifitasnya.

"Yang ini diharapkan nanti menjadi acuan atau pedoman. Jadi tidak hanya disimulasikan, tapi nanti akan menjadi acuan sebenarnya apabila ketika kejadian gempa bumi," pungkas dia.

Simulasi Megathrust

Suara sirine penanda bencana alam, menjadi sinyal dimulainya simulasi gempa Megathrust di lingkungan Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/2024).

Seiring dengan suara tersebut, ratusan karyawan yang bekerja di Gedung A Kantor Walikota Jakarta Barat, langsung berhamburan keluar melalui tangga evakuasi.

Mereka tak membawa apapun selain pakaian yang dikenakannya.

Beberapa dari karyawan juga nampak menutup kepalanya dengan kedua tangan yang disilangkan.

BERITA VIDEO : JARANG TERJADI DUA GEMPA BESAR TERJADI BERBARENGAN DI INDONESIA BERSELANG 4 DETIK

Sementara mereka nampak keluar dengan tenang, mengikuti arahan dari koordinator tiap lantainya (floor captain).

Berdasarkan pantauan Warta Kota di lokasi, nampak para karyawan itu langsung mengevakuasi diri ke area lapangan hijau yang tak beratap.

Mereka juga saling melihat rekannya satu sama lain untuk memastikan semua orang terevakuasi. 

Dalam momen tersebut, disimulasikan jika ada tiga karyawan yang terjebak dalam kantor, yakni di lantai 2, 3, dan 4.

Tiga orang tersebut ada yang terjebak di dalam kamar mandi, ibu hamil yang sulit bergerak, dan yang kesulitan menyelamatkan diri.

Saat hal tersebut diketahui, floor captain lantas melakukan koordinasi dan bersama BPBD guna melakukan penyelamatan dengan menggunakan sejumlah alat perlindungan diri (APD). 

Nampak, ibu hamil yang terjebak itu kesulitan menyelamatkan diri karena usia kandungan yang telah besar. 

Dia kemudian diminta tenang dan mengambil napas pelan-pelan, sebelum dibantu keluar menggunakan kursi evakuasi yang memiliki banyak tali pengait untuk menahan bobot tubuhnya.

Kemudian, ibu hamil itu diarahkan lewat tangga evakuasi dengan mata yang ditutup.

Hingga akhirnya, ia dapat turun dengan cara digotong dan dimasukkan ke dalam ambulans yang telah bersiaga di depan pintu evakuasi. 

Begitupun dengan karyawan yang terjebak dan pingsan, mereka dibawa menggunakan ambulans yang berbeda.

Setelah semua aman dan dipastikan tak ada korban, simulasi bencana pun dinyatakan selesai.

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved