Berita Jakarta

Kemacetan di Jakarta Makin Parah, Kapolda Metro Jaya Kerahkan 80 Polisi Motor Trail, Ini Tugasnya

volume kendaraan di Jakarta mulai meningkat sejak musim hujan, yang berdampak pada tingginya angka kemacetan di Jakarta

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
KEMACETAN DI JAKARTA ---- Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Tentara Pelajar di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Kemacetan jamak terjadi di jam-jam orang berangkat kerja dan pulang kerja. Sebanyak 80 personel polisi dengan sepeda motor trail dikerahkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. 

TRIBUNBEKASI.COM, SEMANGGI --- Sebanyak 80 personel polisi dengan sepeda motor trail dikerahkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

Pengerahan puluhan personel polisi bersepeda motor trail itu setelah Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto memerintahkan jajarannya untuk membentuk tim pengurai kemacetan di Jakarta.

"Ada kurang lebih sekitar 60-80 personel polisi yang siap terjun menggunakan motor-motor trail, sehingga nanti lokasi-lokasi khususnya di wilayah jalur Sudirman-Tamrin dapat segera terurai dengan adanya keberadaan tim urai tersebut," ujar Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, mengenai solusi mengatasi kemacetan di Jakarta, dikutip Selasa (11/2/2025).

Menurut Argo, volume kendaraan di Jakarta mulai meningkat sejak musim hujan, yang berdampak pada tingginya angka kemacetan di Jakarta.

Baca juga: Jenuh dengan Kemacetan di Jalan Perjuangan dan Juanda, Warga: Segera Bangun Flyover dan Underpass!

Untuk itu, tim pengurai kemacetan akan bergerak cepat ke titik-titik stagnan berdasarkan informasi dari Traffic Management Center (TMC) dan petugas di lapangan.

"Tentunya pada saat terjadi lokasi-lokasi simpul yang stuck akan kami urai. Pada saat nanti terjadi stagnan, tim tersebut akan datang untuk mengurai tentunya lokasi tersebut akan dipancarkan oleh Traffic Management Center atau TMC dengan informasi dari petugas yang ada di lapangan," ucapnya.

Tim ini akan bertugas sepanjang hari, dari pagi hingga malam, dengan memantau dan mengatur arus lalu lintas di berbagai wilayah.

Dengan menggunakan motor listrik dan motor trail, Argo mengatakan mereka dapat bergerak lebih fleksibel di tengah kemacetan.

"Tentunya keberadaan personel di lapangan setiap pagi, sore, sampai dengan malam itu memang untuk melaksanakan pengaturan, nah dengan adanya tim urai ini tentunya lebih cepat karena mereka sudah dibekali dengan kendaraan bermotor baik motor listrik yang kecil ataupun motor trail jadi tentunya lebih cepat untuk datang," kata dia.

"Karena keberadaan personel ini stasioner dia statis, tapi dengan tim urai ini setiap ada titik dia cepat bergerak, jadi kalau misalnya tempat itu stuck dengan adanya motor ini mereka lebih leluasa untuk bergerak," lanjut Argo.

Lebih lanjut, ia memastikan tim ini hanya berasal dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, tetapi akan beroperasi di seluruh wilayah Jakarta.

"Hanya di Polda Metro, jadi mereka bisa bergerak setiap titik yang memang ditujukan atau diperintahkan oleh Bapak Kapolda melalui Bapak Dir Lantas," ucapnya.

"Jadi setiap titik kemencetan, jadi tidak terpengaruh mau di wilayah Jakarta Utara, Pusat, Barat, Timur, Selatan jadi tidak hanya di satu tempat. Jadi semuanya bisa didatangi oleh tim urai tersebut seperti itu," ucapnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyatakan, pihaknya telah membentuk tim pemecah kemacetan guna mengatasi kepadatan lalu lintas di Jakarta. 

Langkah ini diambil menyusul semakin parahnya kemacetan, yang kini tidak hanya terjadi pada hari kerja, tetapi juga di akhir pekan atau weekend.

Jenderal bintang dua itu bahkan 'curhat' bahwa dirinya terjebak macet di Jakarta sehingga cukup menguras emosi.

"Kita di Jakarta yang hari-hari tidak lepas dari kemacetan tentunya akan menguras emosi, bahkan saya sendiri ketika saya berkendara banyak masyarakat yang tidak sabar dengan membunyikan klakson. Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh," ujarnya saat Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Jaya 2025 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).

Menurut Karyoto, pola kemacetan di Jakarta telah mengalami pergeseran. Jika sebelumnya macet lebih dominan terjadi pada hari kerja, kini kepadatan juga terjadi pada hari libur.

Atas hal tersebut, ia memerintahkan anak buahnya untuk membentuk tim pemecah kemacetan Jakarta. 

"Kemarin, minggu yang lalu sudah saya perintahkan untuk membuat tim pemecah kemacetan dan jangan disangka ketika hari libur, sabtu dan minggu adalah hari senggang. Tidak seperti itu. Mungkin 10 atau 20 tahun yang lalu itu terjadi," kata dia.

Salah satu penyebab utama kemacetan di akhir pekan adalah banyaknya acara atau event besar yang digelar di pusat Jakarta, terutama di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, dan sekitarnya.

"Pada saat ini, hari Sabtu dan Minggu, lebih banyak event-event yang terjadi di seputaran Senayan. Dan ini tentunya harus lebih kita memberikan pelayanan agar event dapat berjalan dengan baik dan tentunya tidak terjadi kemacetan yang berdampak pada keluhan masyarakat lebih meluas," ucap Karyoto.

"Bisa dibayangkan ketika GBK dihadiri oleh 100 ribu dengan event-event besar. Dibuka pukul 19.00, 15.00 sudah mulai macet. Selesai 21.00 atau 22.00 dan cair baru 01.00 atau 02.00. Hal ini menandakan bahwa jalan di seputar pusat keramaian Jakarta hanya itu-itu saja," lanjut dia.

Karyoto menginstruksikan jajarannya untuk lebih sadar dan melakukan evaluasi terkait tugas serta fungsi mereka dalam menangani kemacetan.

"Mari kita sama-sama dan tentunya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan," katanya.

"Tentunya dengan cara rekayasa, pelayanan yang humanis, memberikan kesejukan kepada seluruh masyarakat pengguna jalan dengan sabar dan cepat akan lebih memperlancar situasi arus lalu lintas," sambung dia.

(Sumber : Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved