Berita Bekasi
Ruang Terbuka Hijau di Kota Bekasi Masih Minim, Wakil Ketua DPRD: Pengadaannya Juga Tak Transparan
Selain ruang terbuka hijau, Faisal juga menyoroti praktik pengadaan lahan yang dinilai belum sesuai aturan.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KOTA BEKASI --- Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Faisal mengkritik pencapaian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Kota Bekasi.
Selain ruang terbuka hijau, Faisal juga menyoroti praktik pengadaan lahan yang dinilai belum sesuai aturan.
"Jangan asal ambil tanah milik warga, apalagi yang belum dibayar hanya karena pemiliknya sudah lama tidak datang. Bukan berarti bisa seenaknya dijadikan RTH. Kalau pemerintah mau tanah itu, beli secara sah lewat BPN, jangan korbankan hak masyarakat atas nama penghijauan," kata Faisal, Rabu (17/4/2025).
Faisal juga membandingkan pendekatan serupa yang diterapkannya Pemerintah Provinsi Jakarta.
Baca juga: Prihatin! Ruang Terbuka Hijau Tubagus Angke Jakbar Jadi Sarang Prostitusi, Banyak Ditemukan Kondom
Menurutnya, Pemprov Jakarta membeli lahan masyarakat secara bertahap terutama lahan-lahan yang dianggap ‘tanah jelek’, yaitu dengan lokasi tidak strategis atau sulit dikembangkan secara ekonomi oleh pemilik.
Kemudian pemerintah daerah akan mengumumkan kalau tanah warga tersebut diminati untuk kemudian dibeli.
"Misalkan, saya pernah bikin rumah di ujung banget, enggak sukses, akhirnya dijual ke pemerintah, lahan-lahan seperti itu bisa dibeli dan dijadikan RTH, balai RW, atau fasilitas umum lainnya," jelasnya.
Sehingga, kata Faisal, dengan perencanaan yang baik, pemerintah tidak perlu membebaskan lahan dalam jumlah besar.
"Kalau semuanya jelas sejak awal mana jalan, mana saluran, trotoar, dan mana RTH, maka data dan perencanaannya pun jadi rapi, capaian RTH bisa tercapai, fasilitas sosial dan umum bisa dibangun, dan penataan kota pun jadi lebih maksimal," tuturnya.
Tidak hanya itu, Faisal juga menyoroti kalau capaian RTH di Kota Bekasi belum ideal.
Ideal yang dimaksud ialah selain jumlahnya minim, metode pengadaan RTH pun tidak transparan.
"Bukan hanya belum maksimal, tapi cara-caranya kurang ideal, asal caplok, harusnya kan ada perencanaan, kalau sudah direncanakan, semuanya bisa tertib dan terdata dengan baik," pungkasnya.
(Sumber : TribunBekasi.com, Rendy Rutama Putra/m37)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Tersorot CCTV Rekam Ibu Majikan Tanpa Busana, ART Gigit Jari Terancam 12 Tahun Penjara, Ini Motifnya |
![]() |
---|
ART di Bekasi Terancam 12 Tahun Penjara usai Rekam dan Kirim Video Majikan Tanpa Busana ke Pacar |
![]() |
---|
Polisi Ringkus Maling Motor Penggembala Bebek di Cikarang, Begini Kronologinya |
![]() |
---|
Perbolehkan Warga Kibarkan Bendera One Piece, Wali Kota Bekasi: Tapi Harus Dipisah dari Merah Putih |
![]() |
---|
Buka Laga Futsal Piala Bupati Bekasi, Begini Keseruan Ade Kunang Main Bareng Ketua DPRD dan Kapolres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.