Dua Perampok Lintas Provinsi Ditembak Mati di Sidoarjo, Sempat Tabrak Mobil Polisi

Dua perampok tewas ditembak polisi di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Senin (2/6/2025) malam. Penembakan itu menyudahi aksi pengejaran yang menegangkan

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
PERAMPOK DITEMBAK MATI - Anggota Tim Inafis Polda Jatim memasuki kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya untuk mulai melakukan identifikasi dan visum terhadap dua jenazah perampok pada Selasa (3/5/2025) dini hari. Penangkapan komplotan perampok spesialis minimarket dan gudang distributor rokok antar kota dan provinsi, berujung menembak mati 2 orang pelaku pada Senin (2/5/2025) malam. 

TRIBUNBEKASI.COM, SIDOARJO - Dua perampok tewas ditembak polisi di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Senin (2/6/2025) malam.

Penindakan ini diawali pengejaran yang menegangkan.

Kawanan perampok yang mengendarai mobil, dikejar polisi di jalanan yang cukup padat.

Namun kawanan terus menghindar hingga polisi mengambil tindakan tegas.

Dua dari empat perampok akhirnya tewas ditembak polisi dalam aksi penangkapan tersebut.

Kedua pelaku yang ditembak mati itu berinisial A dan E.

Sedangkan satu pelaku berinisial R berhasil ditangkap polisi dan kini sedang diperiksa penyidik Subdit III Jatanras Polda Jatim, di Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim.

Sementara satu orang lainnya, yakni J, kabur dan polisi belum menemukan jejaknya.

"Yang meninggal dunia inisial A dan E, usianya 30-35 tahun. Yang kabur J, dan pelaku yang diamankan R," kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur di kamar jenazah RS Bhayangkara Surabaya, Selasa (3/6/2025), dilansir Surya.co.id.

Kronologi

Lokasi penangkapan berada di kawasan Gerbang Tol Sidoarjo pada Senin sekitar pukul 22.30 WIB.

Jumhur menjelaskan bahwa pihaknya sejak awal sudah melakukan pengembangan kasus kejahatan yang berujung pengejaran terhadap komplotan tersebut. 

Sindikat perampokan itu telah beraksi di beberapa kabupaten/kota di Jatim seperti Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Malang, Tulungagung, hingga Situbondo. 

Setelah dilakukan pengintaian, komplotan tersebut diketahui baru saja bergerak untuk berpindah tempat dari Pulau Bali menuju Jatim.

Komplotan pelaku itu mengendarai mobil Daihatsu Luxio warna silver bernopol B 1538 WID yang mulai memasuki wilayah Situbondo. 

Saat dikejar, komplotan itu melakukan perlawanan sengit dengan cara menabrak kendaraan para petugas kepolisian yang akan menyergapnya di kawasan GT Kejapanan.

Palang gerbang tol pun ikut dihantam oleh mobil yang dikendarai pelaku.

"Ini dilakukan pengejaran sampai masuk tol. Sampai tadi terlibat dari PJR dan petugas tol. Tadi kelompok ini di Kejapanan sudah dicegat oleh PJR dan gabungan reskrim, mereka (pelaku) melakukan aksi tabrak lari," ungkap Jumhur, dilansir Surya.co.id.

"Jadi pintu tol ditabrak, kami melakukan pengejaran, sampai tadi KM 755 yang arah keluar Sidoarjo," sambungnya.

Aksi pengejaran berlanjut hingga ke GT Sidoarjo

Demi mengecoh kendaraan petugas kepolisian yang melakukan pengejaran, mobil komplotan bahkan sampai beberapa kali bermanuver zig-zag hingga hampir mencelakai kendaraan masyarakat sipil sekitar.

"Anggota memotong, dia melakukan tabrak juga, karena sangat membahayakan anggota, kami lakukan peringatan tembakan, tapi tetap melaju, sampai menabrak mobil petugas," beber Jumhur.

Lantaran komplotan itu dianggap membahayakan, aparat kepolisian gabungan dari Anggota Jatanras Polda Jatim, Satreskrim Polresta Sidoarjo, Satreskrim Polres Tulungagung dan Satuan PJR Ditlantas Polda Jatim terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur ke arah kendaraan para pelaku.

Sejumlah peluru yang ditembakkan polisi bersarang pada beberapa bagian bodi mobil yang dikendarai komplotan tersebut. 

"Karena sangat membahayakan anggota, kami lakukan peringatan tembakan, tapi tetap melaju, sampai menabrak mobil petugas. Lalu kami melakukan tindakan tegas," sebut Jumhur.

Laju mobil kian melambat hingga akhirnya berhenti setelah menabrak pembatas besi (guard rail) sisi kiri ruas jalan Tol Surabaya-Gempol.

"Yang MD ini, A sopir dan E duduk di belakang. Yang J duduk depan sebelah kiri, melarikan diri. Yang R duduk belakang J," kata Jumhur.

Sementara itu, pelaku J yang duduk di bangku penumpang sisi kiri dari bangku sopir rupanya masih sempat keluar dari dalam mobil.

Pelaku R sempat melarikan diri juga tetapi, berhasil dibekuk petugas polisi.

Mengenai rekam jejak komplotan perampokan itu, Jumhur tak menampik bahwa beberapa pelaku berstatus residivis atau penjahat kambuhan.

Tetapi, hal tersebut masih akan dipastikan kembali, setelah pihak kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan lanjutan dengan memeriksa profil identitas para pelaku. 

Bahkan, Jumhur menduga komplotan tersebut adalah "komplotan Jawa Tengah".

"Keempatnya, masih kami cek KTP, warga dari Jateng semua," ungkapnya.

Setelah kejadian, petugas kepolisian mulai menggelar barang bukti bawaan milik komplotan perampok tersebut yang diwadahi kresek warna merah. 

Didapatkan beberapa lembar tumpukan uang tunai dalam bentuk pecahan uang Rp50 ribu dan Rp100 ribu, serta beberapa peralatan linggis yang panjangnya sekitar 1 meter. 

Selain itu, ada juga tuas pemotong besi berukuran besar dan didapati juga senjata tajam menyerupai pedang katana dengan panjang sekitar 4 jengkal tangan pria dewasa.

Kedua jasad pelaku kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya.

Adapun pelaku R yang diamankan, dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian yang disertai dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved