Aksi Demo Depan Yamaha Music Terus Berlanjut Hingga Malam Hari, Padahal Objek Vital Nasional

Unjuk rasa buruh di depan pabrik PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA) di Kawasan Industri MM2100, berlangsung hingga malam, Kamis (3/7/2025)

|
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ign Prayoga
TribunBekasi.com/Muhammad Azzam
UNJUK RASA MALAM -- Aksi unjuk rasa buruh di depan pabrik PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA), Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, masih berlangsung hingga menjelang tengah malam, Kamis (3/7/2025). Padahal Kawasan Industri MM2100 merupakan termasuk kawasan objek vital nasional (obvitnas). 

Laporan Muhammad Azzam

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI -- Aksi unjuk rasa buruh di depan pabrik PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA), Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, masih berlangsung hingga malam hari, pada Kamis (3/7/2025).

Berdasarkan pantauan hingga pukul 21.00 WIB massa aksi dari kelompok Buruh Bekasi Melawan (BBM) masih bertahan di depan gerbang perusahaan.

Massa aksi bertahan di depan pintu masuk perusahaan sambil diiringi suara musik. Bersiaga juga dua mobil komando dan massa duduk di area depan pabrik, jalanan hingga median jalan.

Massa buruh sendiri telah datang sejak pukul 10.00 WIB ke lokasi depan Yamaha Music. Padahal sesuai aturan masa waktu unjuk rasa hingga pukul 18.00 WIB. Apalagi aksi ini dilakukan di kawasan objek vital nasional.

"Iya sangat menganggu tentu ya, silahkan demo tapi jangan sampai menutup akses lalu lintas," kata Susi (45), karyawan di salah satu perusahaan di kawasan industri MM2100 Cikarang pada Kamis (3/7/2025).

Susi menjelaskan, aksi demo di depan pabrik Yamaha Music merupakan akses utama lalu lintas di kawasan industri.

Sehingga, adanya aksi itu sangat menganggu terlebih hingga menutup jalan.

"Harusnya malah engga boleh demo, karena ini kan objek vital nasional ya. Setahu saya ada aturannya, bikin susah si begini," katanya.

Manajer General Affair YMMA, Kartiyono mengungkapkan, aksi demo membuatnya kelimpungan.

Sebab, aksi demo ini tak hanya membuat kerugian bagi perusahaan. Akan tetapi juga bagi karyawan yang juga sebetulnya sesama buruh atau pekerja.

Karena, tiap kali aksi massa buruh selalu menutup akses keluar masuk pabrik hingga mencegah karyawan yang masuk maupun pulang kerja.

"Ketika kepulangan secara situasi itu kami melihat banyak sekali karyawan yang resah, karena depan gerbang penuh dengan massa aksi ya. Apalagi saya sering ketemu teman-teman punya anak kecil ya butuh masukkan ASI, punya anak kecil pasti ingin buru-buru pulang tapi ditahan," jelasnya.

Mirisnya lagi, kata Kartiyono, massa buruh tiap aksinya selalu mencegah mobil pembawa katering karyawan masuk ke area pabrik.

Padahal, karyawan yang bekerja itu membutuhkan makan siang maupun makan malam tergantung shift kerjanya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved