Ketika pengrebekan terjadi, Tohroni selaku pengurus RW 05 mengungkapkan saat itu dirinya tiba-tiba didatangi dua orang.
Saat itu ia berfikir dua orang tersebut tenaga mengurus administrasi, rupanya kedua orang tersebut mengaku sebagai polisi.
"Saya kira mau minta stempel gitu untuk administrasi warga ternyata warga tersebut dari pihak Kepolisian," kata Tohroni ditemui Tribunbekasi.com, Jumat (10/9/2021).
Kedua orang tersebut juga langsung memastikan dengan memperlihatkan sebuah surat.
Kendati demikian Tohroni tak begitu mencermati surat tersebut, yang ia ingat dalam surat tersebut ada logo Polri.
Di saat itu keduanya pun meminta izin.
"Intinya adalah meminta izin ke lembaga rw untuk menemani ke rumah yang bersangkutan, setelah itu saya ganti pakaian, karena saya ganti pakai baju pendek," katanya.
Setelah itu, dirinya hanya bisa menemani beberapa petugas polisi yang masuk ke dalam rumah terduga teroris tersebut.
Ia mengaku tak ikut melihat pengeledahan, sebab saat itu sudah didampingi oleh Pak RT.
"Di situ ada pak rt juga, beberapa saat setelah itu turun, polisi mengatakan pak nanti kalau ada apa-apa nanti dikasih tahu," katanya.
Meski tak melihat pengeledahan berlangsung, Tohroni mengatakan sempat melihat beberapa barang-barang terduga pelaku yang diamankan.
Seperti poster, spanduk hingga beberapa kotak kecil yang tidak diketahui apa isinya.
"Saya hanya melihat poster, spanduk, lainnya ada kotak kecil ya, saya nggak tahu itu apa, saya juga enggak nanya sita apa sita apa. Spanduknya sudah terlipat dibawa di dalam plastik," ujarnya.
Terduga Teroris di Bekasi Timur Juga Sering Hadiri Pengajian Warga
Dua terduga teroris jaringan Jamaah Islamiah (JI) di Bekasi, Jawa Barat diamankan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada Jumat (10/9/2021).