TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang bakal menggelar pelatihan dan simulasi memadamkan api serta mitigasi bencana di pondok pesantren.
Hal itu dilakukan menyusul kejadian kebakaran yang menghanguskan bangunan asrama Pondok Pesantren Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon dan delapan santri penghafal Al-Quran meninggal dunia.
"Kita ambil hikmahnya atas kejadian kebakaran pondok pesantren Miftahul Khoirot yang menyebabkan delapan santri syuhada penghafal Al-Quran meninggal. BPBD Karawang akan gelar pelatihan pencegahan dan simulasi kesiapsiagaan kebakaran di setiap pondok pesantren," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karawang, Unang, pada Jumat (4/3/2022).
Menurutnya, kebakaran merupakan salah satu ancaman yang sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan korban jiwa.
Baca juga: Pos Pemadam dan Armada Kebakaran Minim, DPRD Karawang Dorong Pemkab Tingkatkan Mitigasi Kebakaran
Baca juga: Kerinduan Zaki, Santri Korban Kebakaran Ponpes: Biar Jadi Anak Soleh, bisa Bawa Orangtua ke Surga
Terlebih jika masyarakat tidak melakukan upaya yang tepat dalam pencegahan kebakaran.
"Sebagai perwujudan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, kami melihat di lapangan kemarin ternyata banyak yang harus diperbaiki diantaranya, seperti di pesantren rata-rata tidak ada jalur evakuasi. Contoh kejadian kemarin, jendela diteralis," katanya, pada Jumat (4/3/2022).
Untuk itu, pelatihan simulasi kesiapsiagaan, kata Unang, sebagai langkah memberikan pemahaman terhadap pengurus pondok pesantren maupun santri apabila sewaktu-waktu adanya tragedi kebakaran.
"Kita akan mulai simulasi kesiapsiagaan mitigasi kebakaran di pondok pesantren. Insya Allah dalam waktu dekat," jelasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan kebakaran yang menelan delapan orang korban jiwa seperti di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot tidak terjadi lagi.
BERITA VIDEO : MORENO SEJAK PAUD INGIN JADI HAFIZ QURAN
"Setiap pengurus pondok pesantren akan diberikan pelatihan berupa tentang bagaimana penggunaan alat pemadam api ringan (apar) dan memadamkan api menggunakan karung basah, maupun teknik lainnya" tandasnya.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang meningkatkan upaya mitigasi kejadian kebakaran di pondok pesantren.
Hal itu menyusul kejadian kebakaran Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.
"Iya tentu kami turut berduka cita atas kejadian kebakaran yang menyebabkan delapan santri meninggal. Melihat itu, kami meminta agar ada sosialiasi terkait migitasi bencana salah satu kebakaran di pondok pesantren," kata Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Karawang, Danu Hamidi kepada TribunBekasi.com, pada Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Ya Ampun, Ibu yang Tewas dalam Insiden Kebakaran di Radio Dalam Ternyata Sedang Hamil Muda
Baca juga: Kisah Petugas Damkar Cium Wangi Harum saat Evakuasi Jasad Santri Korban Kebakaran Ponpes di Karawang
Danu menyebut, Pemkab Karawang dalam hal ini Bidang Pemadam Kebakaran harus memberikan pemahaman para pengurus pondok pesantren maupun santri terkait mitigasi kebakaran.
Selain itu, kesiapan alat mitigasi bencana di pondok pesantren juga masih minim.
"Saya lihat memang perlu juga alat pemadam api ringan (Apar), juga pengecekan instalasi dan pemahaman bila terjadi kebakaran apa yang harus dilakukan dalam upaya penyelamatan," beber dia.
Dia menambahkan, saat ini upaya migitasi kebakaran di Karawang masih minim, diantaranya ketersediaan pos pemadam kebakaran dan jumat unit armada kebakaran.
BERITA VIDEO : LAPAS KELAS IIA BEKASI SIMULASI KEBAKARAN
"Iya kami sudah sejak lama mendorong agar mitigasi bencana kebakaran harus ditingkatkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, musibah kebakaran terjadi di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, pada Senin (21/2/2022) siang.
Akibat musibah itu delapan orang santri meninggal dan tiga luka-luka.
Delapan orang santri yang meninggal ini sebelumnya tidak bisa menyelamatkan diri dari lahapan si jago merah saat mereka tidur siang di lantai dua gedung pesantren.
Diduga penyebab kebakaran karena percikan api dari kipas angin yang mengalami korsleting lalu mengenai kasur di asrama lantai 2 tersebut.