TRIBUNBEKASI.COM --- Yayasan Peduli Linkungan Hidup (YAPELH) mengajak segenap anak bangsa dari berbagai komponen dan lapisan masyarakat untuk menjadikan bulan November sebagai bulan menanam pohon secara serentak dan massal di berbagai wilayah Indonesia.
Seperti diketahui, setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia.
Peringatan ini dimaksudkan bukan sekadar selebrasi maupun seremoni biasa, namun untuk memperlihatkan kepedulian tentang pentingnya pemulihan kerusakan hutan dan lahan melalui penanaman pohon.
Kerusakan hutan yang berkontribusi terhadap meningkatnya ancaman cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.
BERITA VIDEO : KLHK KAMPANYEKAN SATU BUMI UNTUK MASA DEPAN
Dalam aksi peduli lingkungan yang diadakan pada Selasa (8/11), YAPELH menggandeng Polri mengangkat slogan “Tanam Pohon, Selamatkan Bumi”.
Sebagai bagian dari gerakan bulan menanam pohon, YAPELH dan Polri bersama-sama menanam pohon di bantaran sungai Cisadane.
Sekretaris Jenderal Yayasan Peduli Lingkungan Hidup, R.D. Mahendra Uttunggadewa, dalam keterangan resminya, Rabu (9/11/2022), mengatakan, tingginya curah hujan di bulan Desember, Februari dan Januari diharapkan dapat memperbesar peluang hidup dari pohon-pohon yang baru ditanam.
Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, Partai Gelora Kabupaten Bekasi Kampanye Tanam Pohon
Selain menanam pohon, aksi kepedulian terhadap lingkungan hidup ini juga disertai dengan kegiatan melepas benih-benih ikan ke Sungai Cisadane.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari kesadaran bertanah air agar tidak hanya memuliakan apa yang ada di tanah, namun juga yang ada di air.
Lebih dari itu, “Tanam Pohon, Selamatkan Bumi”, menjadi sebuah upaya yang diniatkan untuk mengingatkan umat manusia bahwa sejatinya mereka tidak diciptakan oleh Penciptanya untuk membuat kerusakan di muka bumi. Dengan kemuliaannya sebagai khalifah di muka bumi, umat manusia hadir sebagai Rahmatan lil Alamin.
Kelola budidaya anggur di sekolah
Berbagai jenis tanaman produktif tumbuh subur bukan di perkebunan melainkan di atas Rooftop Garden SMA Negeri 13 Jakarta.
Sekolah yang berada di Jalan Seroja Nomor 1, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara ini menerapkan urban farming untuk siswa-siswinya.
Berbagai tanaman seperti anggur, jambu air, jeruk dan kedondong tumbuh rindang hingga menghasilkan buah-buahan yang siap dipetik.
Media tanam yang digunakan pun cukup sederhana, para siswa cukup memanfaatkan pot bunga berukuran jumbo.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim bahkan mengapresiasi urban farming yang dilakukan oleh pelajar dan guru di SMA Negeri 13 Jakarta tersebut.
"Lahan terbatas yang tersedia di lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan sebagai lokasi pengembangan konsep pertanian perkotaan atau urban farming. Ini bagus untuk diterapkan di semua sekolah," kata Ali, Minggu (6/11/2022).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Jakarta, Tuti Sukarni menjelaskan ada tiga jenis anggur yang ditanam di area Rooftop Garden SMAN 13 Jakarta yaitu Julian, Jupiter, dan Ninel.
"Ini selalu panen di setiap bulannya secara bergantian karena ada 11 batang tanaman anggur. Insya Allah, bulan Desember mendatang kita akan panen lebih banyak lagi," ujar Tuti.
Dengan pengembangan konsep urban farming di lingkungan sekolah, Tuti ingin mengedukasi anak-anak agar lebih mencintai lingkungan sekitar.
"Hanya dengan menggunakan wadah pot saja tapi sudah bisa berbuah banyak dan ini akan memacu mereka untuk gemar menanam," pungkasnya.
(Sumber : Yayasan Peduli Lingkungan Hidup/Wartakotalive.com, M Rizky Ibnu Masy/m38)