Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Patung Jenderal Sudirman Proses Pembangunannya Dibiayai tanpa APBD

Penulis: Desy Selviany
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kemacetan lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (01/10/2012).

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ---- Jalan Sudirman - Jalan MH Thamrin menjadi jalan utama di Jakarta. Pusat bisnis dan kawasan prestise.

Melekat dengan nama jalan, bagi yang terbiasa melewati Jalan Sudirman tentu tak akan asing dengan keberadaan Patung Jenderal Sudirman. Patung ini bagian dari sejarah Jakarta.

Meski masih berusia 20 tahun, Patung Jenderal Sudirman sangat melekat di warga Jakarta.

Lokasi berdirinya yang strategis membuat semua warga Jakarta bisa melihat patung tersebut.

Dalam sejarah Patung Jenderal Sudirman patung tersebut sengaja ditaruh di tengah pusat ekonomi Ibu Kota di kawasan Dukuh Atas.

Patung Jenderal Sudirman tepatnya berada di Jalan Jenderal Sudirman No.48, RT.10/RW.11, Setia Budi, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pada sejarah Patung Jenderal Sudirman, pendanaan patung ini dibuat secara gotong royong tanpa APBD.

Patung yang terletak persis di depan Halte Dukuh Atas itu dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung bernama Sunario.

Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis.

Karena berdiri di tengah kawasan yang penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian.

Adapun rincian Patung Jenderal Sudirman memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter.

Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton senilai Rp3,5 miliar.

Sementara biaya pembangunan patung yang menelan dana 6,6 miliar Rupiah berasal dari pengusaha, bukan dari APBD DKI Jakarta.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Bandara Halim Perdanakusuma dulunya bernama Lapangan Terbang Cililitan

Sebagai kompensasinya pengusaha mendapat dua titik reklame di lokasi strategis, Dukuh Atas.

Sementara yang menentukan penyandang dana diserahkan kepada keluarga Sudirman.

Halaman
12