Sebelum JW Marriott, tahun 2022 juga terjadi aksi pengeboman di Bali dengan menewaskan 203 jiwa dan 209 orang lainnya terluka.
Eks narapidana teroris (Napiter) Isam alias Umar Patek mengaku tidak tahu persis peristiwa pengeboman di JW Marriott.
"Saya tidak begitu tahu kalau bom itu," ucap Umar Patek kepada Warta Kota di Plaza Semanggi, Sabtu (5/8/2023).
Umar Patek terlibat aksi terorisme bom Bali 2002 silam dan ditangkap di Abbottabad Pakistan pada 29 Maret 2011.
Namun, ia mengaku sempat berusaha lakukan pencegahan agar bom Bali tidak meladak.
"Saya sempat cegah ke teman-teman, tapi apa boleh buat saya datang bom itu sudah siap dan jadi," ujarnya.
Kini, Umar Patek mengisi hari-harinya setelah bebas dari lembaga pemasyarakatan mengedukasi masyarakat bahayanya aksi teorisme.
Kemudian ia juga membeberkan pemahaman sesat dari ajaran yang membawa agama islam namun tujuannya ke arah teroris.
"Acara ini bagus untuk bisa bertemu dengan para korban," terangnya.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) mempertemukan antara keluarga korban JW Marriott dengan mantan Narapidana Teroris di Plaza Semanggi, Jaksel, Sabtu (5/8/2023).
Salah satu Narapidana Napiter Isam alias Umar Patek sempat meminta maaf kepada keluarga penyitas bom JW Marriott di atas panggung.
Dengan air mata, Umar Patek meminta maaf atas semua tragedi yang terjadi di Indonesia termasuk pengeboman JW Marriott.
"Kami minta maaf, atas semua dosa-dosa yang kami lakukan kepada bapak ibu semua," tegasnya di Plaza Semanggi, Sabtu (5/8/2023).
(Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/Miftahul Munir)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News