TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Kota Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2024 ini sudah mengalami sejumlah perubahan, di antaranya dalam hal infrastruktur, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), serta sarana dan prasarana publik yang dimiliki.
Tidak mudah bagi Pemerintah Kota (Pemkot) untuk menjalankan sejumlah program guna mewujudkan perubahan itu, tentu perlu melewati durasi waktu yang tidak hanya sebentar, sekaligus intensitas kolaborasi dengan stakeholder relevan.
Ditambah Republik Indonesia (RI) memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luar biasa pada bidang teknologi internet.
Di sisi lain, ada hambatan bagi masyarakat lanjut usia dalam memahami perkembangan zaman tersebut, sehingga program terbaru dari kebijakan Pemkot tak sampai pada mereka.
BERITA VIDEO : TRI ADHIANTO NYATAKAN SIAP MAJU PILKADA 2024 KOTA BEKASI
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, Pemkot wajib berperan aktif untuk mengatasi hingga mencari solusi terkait persoalan yang ada, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang tertinggal informasi.
Mantan Pelaksana Tugas (PLT) Wali Kota Bekasi sejak 7 Januari 2022 itu mengaku sudah memiliki sejumlah solusi, satu di antaranya adalah aktif berkomunikasi dengan masyarakat melalui sosial media, baik X yang dulu Twitter, Facebook, Instagram, dan lainnya.
Lalu sejauh mana efektifitas komunikasi antara Pemkot dan Masyarakat melalui media sosial? Berikut wawancara eksklusif lanjutan antara jurnalis tribunbekasi.com (Warta Kota Network) Rendy Rutama Putra dengan Tri Adhianto di kediamannya di kawasan Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis (2/5/2024):
Kenapa Anda memilih aktif berkomunikasi dengan masyarakat melalui sosial media?
Sebenarnya supaya dalam rangka lebih mengakrabkan diri. Jadi saya sejak sebagai kepala daerah kan lebih pengen mendengarkan suara segala lapisan masyarakat dan hal ini sebetulnya sudah tidak ada lagi jarak antara kami sebagai pelayan dan masyarakat yang dilayani. Justru sebetulnya kan kami harus mau atau mampu menyelesaikan persoalan kemudian harapan masyarakat.
Segmentasinya kalau di dunia media sosial itu beragam, jadi tidak bisa kami buat secara makro karena dibatasi usia tertentu. Mereka juga punya kebutuhan yang berbeda-beda, makanya ini kami bisa menjembatani antara permintaan dengan program-program pemerintah yang intinya mereka semua terasa terayomi, mereka semua diperhatikan, dan mereka mampu mengeluarkan keluhan keinginan hambatan. Saya melihat hal itu justru bagian dari proses dinamika untuk kami mampu menjawab tantangan yang ada.
Misalnya saja bagi masyarakat yang masuk usia lanjut usia (Lansia). Tentu mereka sebenarnya memiliki atau masih merasa produktif. Untuk itu kami punya program sekolah lansia. Kami juga menampung mereka untuk lapangan pekerjaan. Apakah itu sebagai pelayan makanan, bersih-bersih, atau lainnya. Yang pasti itu yang ringan-ringan saja. Intinya, mereka diberi kesempatan berkegiatan sehingga mereka tetap bisa beraktivitas.
BERITA VIDEO : HASIL REKOMENDASI CALON WALI KOTA 2024 DARI PDIP BEKASI DIUMUMKAN JUNI - JULI
Bagaimana dengan anak-anak mudanya?