Kasus Pelecehan Seksual

Jadi Korban Pelecehan, Siswi SLB Kerap Menangis, Kementerian PPPA Bilang Begini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelecehan pada anak.

Hal itu diungkap oleh paman korban, Suwondo saat dihubungi, Kamis, 6 Juni 2024.

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi Jumat 7 Juni 2024 di Mitra 10 Jatimakmur hingga pukul 10.00

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Zeno Tech Indonesia Butuh Operator Mesin EDM Lulusan SMK

Menurutnya, ketakutan korban AS itulah yang membuat sejumlah pihak kesulitan menarik kesimpulan akan peristiwa yang menimpanya.

"Selama ini saya dampingi adik ke Polres, kantor PPPA, melibatkan penerjemah bahasa, karena mereka sendiri kan merasa kesulitan," kata Suwondo.

"Pada saat hal-hal prinsip ditanyakan ke korban, si korban pasti nangis karena mungkin ada kesan tidak enak atau perasaan menakutkan atau menyakitkan. Sehingga saat ditanyakan 'Kamu sama siapa hamil?', dia nangis," lanjutnya.

Oleh karena itu, kata Suwondo, pertanyaan itu belum terjawab hingga hari ini, meskipun sejumlah pihak sudah mencoba mengulik informasi darinya.

"Mungkin dia masih sakit hati," kata Suwondo.

Baca juga: Sindikat Judi Online Dibongkar Polisi, Dikelola Satu Keluarga, Modusnya Jual-Beli Chip Taruhan

Baca juga: Kalah 2 Gol dari Irak, Timnas Indonesia Gagal Raih Poin di Hadapan Puluhan Ribu Pendukungnya

Lebih lanjut, Suwondo menyampaikan bahwa saat ini pihak psikiater maupun penerjemah bahasa, tengah berupaya keras membentuk tim yang dapat berdialog dengan korban.

"Yang bisa mengerti bahasa si anak dan bisa mencerna apa yang disampaikan si anak, jadi Kemen PPPA ini berupaya keras" jelasnya.

"Karena si anak tunawicara dan tunarungu, harus dengan bahasa yang pas. Di situ kan juga bahasa yang bisa ditranskrip dan dengan metode apa yang bisa dialog dengan si anak," imbuh dia.

Sementara itu, Suwondo menyebut jika pihak SLB tempat korban mengenyam pendidikan masih membantah dugaan pelaku pelecehan seksual itu ada di sekolahnya.

Bantahan itu, bahkan disampaikan pihak sekolah kepada polisi yang mendatanginya 1 Juni 2024 lalu.

"Kemarin polisi ke sekolah, ya tetap pihak skolah bilang kalau kejadian itu enggak di sekolah," pungkasnya. (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.