TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Cukup sulit memberantas peredaran narkoba di Kampung Bahari Tanjung Priok, Jakarta Utara, jika sudah menjadi sebuah jaringan.
Soal sulitnya memberantas peredaran narkoba di Kampung Bahari ini disampaikan Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto.
Mereka, kata Bagong, seperti mafia, Kampung Bahari mempunyai komunitas dan subkultur tersendiri. Bahkan, berani melawan aparat dan memiliki solidaritas yang solid.
"Kalau sudah memintal, menjadi jaringan, memang sulit diberantas," ucap Bagong, seperti dilansir Kompas.com.
BERITA VIDEO : POLISI GEREBEK SARANG NARKOBA DI KAMPUNG BAHARI TANJUNG PRIOK
"Peredaran narkoba sudah menjadi gaya hidup. Memberantasnya tidak cukup pendekatan keamanan. Perlu counter wacana," ucapnya lagi.
Maka kata Bagong Suyanto, peredaran narkoba di Kampung Bahari tidak akan bisa ditumpas hanya dengan patroli seadanya.
"(Sekadar) patroli tidak akan efektif. Apalagi kalau ada koneksi dengan oknum aparat," ungkap Bagong saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/7/2024).
Baca juga: Jaringan Narkoba Irjen Teddy Minahasa Jual Sabu Hingga ke Kampung Bahari Ancol, Berikut Kronologinya
Penggerebekan yang konsisten dan membangun sistem pengawasan agar aparat tidak masuk perangkat pengedar, menurut Bagong, bisa menjadi strategi untuk memutus rantai peredaran narkoba di wilayah itu.
Dengan begitu, polisi perlu bekerja sama dengan pemangku wilayah demi menciptakan gaya hidup baru yang positif di Kampung Bahari.
"Untuk bandar dan pengedar, (perlu) pendekatan legal punitif. Kalau untuk pecandu, perlu counter wacana (wacana tandingan), biar masyarakat bisa memilih wacana yang benar," pungkas Bagong.
Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara kembali menggerebek Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (13/7/2024).
Dalam kegiatan Operasi Nila Jaya 2024, sebanyak 31 orang ditangkap dari tempat persembunyian mereka.
Barang bukti yang turut disita berupa 103 gram sabu-sabu, 26 paket sabu-sabu, 12 timbangan digital, 2 televisi, dan 4 decoder.
BERITA VIDEO : POLSEK PALMERAH GEREBEK KAMPUNG BONCOS
Ada juga 1 laptop, 1 alat hitung hitung yang, 11 bong, 1 senapan angin, 4 air gun berikut gas CO2, 25 senjata tajam (sajam), 1 drone, 1 kotak petasan, dan 3 alat hisap. Tidak ada aksi perlawanan dalam penggerebekan.
Mereka hanya sempat mengelak saat hendak diamankan.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, penyebab peredaran narkoba di Kampung Bahari terus terulang meski lokasi tersebut sudah digerebek polisi berkali-kali.
"Saya bilang narkoba kan siklus ya, maka yang harus kita matikan sebenernya ekosistemnya. Jangan sampai berulang," kata Gidion di Polres Metro Jakarta Utara, Sabtu (13/7/2024).
Gidion berharap penggerebekan yang dilakukan kali ini dapat jadi pembelajaran bagi warga sehingga kasus narkoba di Kampung Bahari tak terulang.
"Saya juga berharap ini terakhir kita melakukan penindakan yang kemudian satu sisi ada yang sependapat karena membawa nama jelek lingkungan ya. Tapi, kita tidak akan pernah lelah untuk melakukan penangkapan, penindakan, kemudian memutus mata rantai peredaran narkotika," tutur Gidion.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Patroli Tak akan Tumpas Narkoba di Kampung Bahari, Apalagi Kalau Ada Koneksi dengan Oknum Aparat",