TRIBUNBEKASI.COM, DEPOK --- Pihak Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) akan memeriksa kemungkinan adanya pelanggaran dalam kelulusan program doktor Bahlil Lahadalia dari SKSG.
"Kami akan koordinasi dengan Senat Akademik," kata Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Harkristuti Harkrisnowo, mengenai dugaan pelanggaran dalam kelulusan program doktor Bahlil Lahadalia, seperti dilansir Tribunnews.com.
Sementara itu, mengenai dugaan pelanggaran dalam kelulusan program doktor Bahlil Lahadalia, di laman change.org muncul petisi bertajuk ”Tolak Komersialisasi Gelar Doktor, Pertahankan Integritas Akademik”.
Isinya menyatakan alumni UI merasa prihatin dan keberatan atas dugaan praktik komersialisasi dalam proses penyelesaian studi doktoral di perguruan tinggi. Termasuk dalam hal ini dugaan pada gelar doktor yang diberikan kepada Bahlil Lahadalia.
BERITA VIDEO : MOMEN BAHLIL LULUS S3 DARI UI, RAIH PREDIKAT CUMLAUDE
Bahlil Lahadalia menegaskan, gelar doktor tersebut diperoleh setelah menjalani proses yang mencakup kuliah, konsultasi, seminar, dan sidang terbuka promosi doktor.
"Saya sudah 4 semester, dan saya kuliah datang, konsultasi, seminar, semua ada itu," katanya.
Bahlil meraih gelar doktor setelah dinyatakan lulus dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI).
Sidang berlangsung di Gedung Makara Art Center UI pada Rabu (16/10/2024) dan dipimpin oleh Ketua Sidang Prof. Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A.
Baca juga: Orasi di Gedung DPR, Said Didu Kecam Ucapan Bahlil Lahadalia Soal Istilah Raja Jawa: Pemecah Belah!
Penguji dalam sidang tersebut terdiri dari Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.
Sementara promotor sidang doktor Bahlil terdiri dari Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M, serta ko-promotor Dr. Teguh Dartanto, S.E., M.E dan Athor Subroto, Ph.D.
Bahlil mengangkat isu hilirisasi komoditas nikel dalam disertasinya yang berjudul 'Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia'.
Gelar doktor yang diterima Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini dari UI menjadi bahan perbincangan.
Hal itu disebabkan Bahlil mampu menyelesaikan S3 kurang dari dua tahun atau tepatnya 1 tahun 8 bulan dengan predikat cumlaude.
Gelar tersebut telah memicu kritik dari Dewan Guru Besar UI dan alumni, yang mendesak pembentukan tim investigasi. Terkait hal tersebut, Bahlil memberikan jawaban.
"Saya enggak tahu, itu urusan internal kampusnya. Tetapi saya kuliah itu aturannya mengatakan bahwa minimal S3 itu, dalam ranah saya, saya kan by riset, itu minimal 4 semester, dan saya sudah 4 semester. Itu saja," ujar Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Sementara itu, mengutip Kompas.id, Dewan Guru Besar UI menggelar rapat Komite I pada Jumat (18/10/2024), yang salah satu agendanya disebutkan tentang diskusi etika dan moral kasus Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG).
Selain itu, agendanya juga membahas laporan perkembangan rencana seminar web soal nilai, etika, dan moral masyarakat multikultural Indonesia.
BERITA VIDEO : 'DARK JOKES' AIRLANGGA KE BAHLIL: KURSINYA PAK KAPOLRI AJA DIAMBIL SAMA DIA!
Penjelasan UI
Pihak Universitas Indonesia (UI) menegaskan lama waktu mengenyam pendidikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sudah sesuai peraturan.
Menurut Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia, lamanya waktu belajar Bahlil sudah sesuai Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
"Masa studi ini sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI," kata Amelita melalui keterangan tertulis, Kamis (17/10/2024).
Amelita menjelaskan, Pasal 14 peraturan rektor itu menjelaskan bahwa Program Doktor dirancang untuk enam semester, dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya dalam empat semester dan selama-lamanya 10 semester.
Oleh karena itu, Amelita menegaskan, masa studi Bahlil sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
"Dengan gelar doktor ini, Bahlil Lahadalia memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan kebijakan, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang tata kelola sumber daya yang berkelanjutan," ucap Amelita.
(Sumber : Kompas.com/Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gelar Doktor dari UI Dipertanyakan, Menteri Bahlil: Saya Enggak Tahu, Itu Urusan Internal Kampusnya,