Langsung pasok ke agen
Sebab, kata Bahlil Lahadalia, PT Pertamina langsung memasok gas melon itu ke agen-agen resmi, sebelum akhirnya ke pangkalan.
"Pertamina itu menyuplai langsung ke agen, agen ke pangkalan. Ini masih bisa kami awasi siapa yang beli, harganya berapa masih bisa," kata Bahlil.
"Kalau dari pangkalan ke pengecer, nah pengecer ini yang enggak bisa Pertamina kontrol harganya dan siapa yang beli. Bahkan ada sebagian yang dioplos untuk dijual ke industri. Masa barang subsidi dijual ke industri, itulah lahir aturan ini untuk pengecer," imbuhnya.
Hal itu yang kemudian membuat Bahlil menerapkan atiran pembatasan bagi masuarakat yang beli gas di pangkalan.
Kendati demikian, Bahlil menampik jika dirinya tidak melibatkan pengecer.
Justru menurutnya, pengecer merupakan garda terdepan yang menghubungkan pangkalan dan masyarakat.
"Sekarang kami ubah aturannya, atas perintah pak presiden, saya baru ditelepon tadi pagi dan malam, kami diarahkan adalah pertama memastikan LPG ini harus tepat sasaran dan subsidi tepat sasaran, harganya harus terjangkau," kata Bahlil.
"Atas arahan pak Presiden yang pertama adalah semua supplier (pengecer) ya, supplier yang ada kami fungsikan, mereka per-hari ini mulai menjadi sub-pangkalan," pungkasnya.
(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp