TRIBUNBEKASI.COM, GAMBIR --- Dalam perayaan Hari Buruh Internasional 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyetujui penobatan Marsinah sebagai pahlawan nasional mewakili kaum buruh.
“Saya juga atas usul dari pimpinan tokoh-tokoh masyarakat buruh, mereka sampaikan ke saya, pak kenapa sih pahlawan nasional enggak ada dari kaum buruh? Saya tanya, kalian ada saran enggak, coba kalian berembuk usulkan pahlawan dari kaum buruh,” kata Prabowo Subianto saat memberikan sambutan, di silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).
“Dan mereka sampaikan, Pak, bagaimana kalau Marsinah pak? Marsinah jadi pahlawan nasional, asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh saya akan mendukung Marsinah akan menjadi pahlawan nasional,” imbuh Prabowo Subianto saat hadir di acara Hari Buruh Internasional.
Lantas siapakah Marsinah?
Baca juga: Tak Ikut Rayakan May Day di Monas, Ribuan Buruh Kabupaten Tangerang Malah Mancing Ikan di Danau
Melansir dari Kompas.com, Marsinah adalah aktivis buruh yang dibunuh dengan keji pada masa Orde Baru.
Marsinah merupakan buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik pembuat jam yang berada di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Semasa hidup, Marsinah dikenal vokal menyuarakan hak-hak kaum buruh.
Perjuangan Marsinah pun terpaksa terhenti setelah ia diculik, disiksa, diperkosa, hingga dibunuh pada 8 Mei 1993.
Jenazah Marsinah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja, pada 9 Mei 1993.
Pembunuhan Marsinah pun menjadi salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang pernah terjadi di Indonesia dan menarik perhatian dunia.
Sebelumnya diberitakan, ratusan ribu buruh dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat untuk merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025, Kamis (1/5/2025).
Pantauan Warta Kota di lokasi, para buruh datang dengan berbagai transportasi, mulai dari bus, angkot, hingga konvoi menggunakan sepeda motor.
Mereka membawa bendera yang mewakili federasinya masing-masing, kemudian dikibarkan saat konvoi dilaksanakan.
Bendera itu juga dikibarkan saat sejumlah pengisi acara seperti Tipe X, Om Adela dan Wika Salim mengguncang panggung hiburan dengan musik bertema semangat.
Saat hiburan diputar, para buruh nampak berdendang dan mengikuti alunan musik. Mereka juga mengibarkan bendera yang dibawanya.