TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI — Peternak ikan cupang bagi-bagi ikannya kepada warga Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Bagi-bagi ikan cupang kepada warga itu karena angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya tinggi.
Fadil pemilik usaha pembibitan cupang mengaku sengaja membagikan cupang karena banyak laporan warga terjangkit DBD.
Sedikitnya 500 ekor cupang dibagikan secara cuma-cuma untuk membantu warga.
“Niatnya untuk memberantas DBD ini. Kemarin ada yang terjangkit di desa kami," katanya pada Jumat (4/7/2025).
Ia menerangkan, cupang itu bisa ditaro di kolam atau di area tempat menampung air. Nantinya, cupang itu akan memakan jentik nyamuk.
Pembagian ternak dilakukan Fadil dengan dibantu beberapa orang kerabatnya. Cupang itu dibungkus satu per satu dalam plastik bening, kemudian dibagikan ke warga
“Jenis ikannya itu seperti multi, RGG, stabilo, avatar blue ring, sama macam-macam juga,” ucap Fadil dari Beta Pelangi.
Salah satu warga, Lina (38) menilai pemberian cupang ini bagus untuk memberantas jentik nyamuk.
“Menurut saya bagus biar enggak ada nyamuk biar kita sehat karena banyak tetangga kena, orang dewasa,” kata Lina.
Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah warga Sriamur terjangkit DBD. Di sekitar kediaman Lina, setidaknya terdapat lima tetangga yang terjangkit penyakit yang bersumber dari nyamuk aedes agepty ini.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Bekasi Minggu 6 Juli 2025, Hujan Ringan hingga Sedang di Semua Wilayah
Baca juga: Mau Dibangun RTH, Pemkab Karawang Bongkar Bangunan di Lahan PT KAI
“Karena banyak tanaman liar jadi banyak nyamuk. Ini sudah dua minggu, warga kena DBD. Ada kali lima orang mah tetangga pada kena,” kata ibu rumah tangga ini.
Lina menerima dua ekor cupang yang dibungkus plastik. Cupang itu kemudian dilepaskan pada bak di kamar mandi dia.
“Karena katanya biar jentik nyamuk pada dimakanin,” ucap dia.
Pembagian cupang ini dilakukan juga di Puskesmas Sriamur.
Ikan cupang itu dibagikan pada warga yang tengah mengantre untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Rabu Pekan Depan, Satpol PP Bongkar 400 Bangli di Pulo Timaha Babelan
Baca juga: Viral Video Haru Ratusan Karyawan Sanken Bekasi Pamitan Usai Pabrik Tutup
Penyakit DBD itu berbasis lingkungan, karenanya berarti penanggulangannya harus komprehensif.
Tidak hanya menanggulangi penyakitnya tapi juga lingkungannya, maupun orangnya.
"Saya sangat mengapresiasi dengan inisiatif warga yang membagikan ikan cupang ini. Karena tentu dapat membantu, terutama memangsa jentik itu sendiri,” ucap Kepala Puskesmas Sriamur, Wiraatmaja.
Diakui Wira, kasus DBD di wilayahnya mengalami kenaikan dalam tiga bulan terakhir. Hal itu disebabkan karena cuaca, terutama musim hujan yang mulai terjadi.
Pada April lalu, sedikitnya terdapat 13 kasus DBD di Sriamur. Jumlah itu meningkat pada Mei hingga mencapai 28 kasus.
“Itu kasus dari yang melaporkan. Tapi yang tidak melaporkan itu saya yakin masih banyak, untuk mengatakan seseorang itu terkena DBD harus dicek laboratorium akan tetapi masyarakat tidak melaporkan ke kami,” ucap dia.
Baca juga: Misteri Tewasnya Syarifah Sidah Notaris asal Bogor, mulai Terungkap, Polisi Amankan 2 Terduga Pelaku
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 7 Juli 2025 Besok
Dengan peningkatan kasus tersebut, kata Wiraatmaja, perlu upaya pencegahan menyeluruh agar tidak semakin menyebar.
Karena kan puskesmas ini bukan hanya kuratif atau pengobatan akan tetapi preventif dan promotif.
"Bagaimana kita bersama dengan masyarakat mengampanyekan hidup sehat terutama dengan pencegahan 5M seperti menguras, menutup penampungan air hingga mendaur ulang atau mengubur barang bekas atau yang tidak terpakai,” tandas dia.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.