TRIBUNBEKASI.COM, CIPAYUNG --- Di balik sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, ada harapan besar para pemulung untuk bergantung hidup.
Pada Selasa (29/7/2025) pagi, nampak seorang pemulung bernama Sumarni (57) sudah siap mencari rezeki di area TPA Cipayung.
Berbekal karung besar dan alat penjepit sampah, pemulung Sumarni menyusuri gunungan sampah dengan tekad kuat.
Saat alat berat excavator memindahkan tumpukan sampah, Sumarni bersama rekan-rekannya sigap berebut barang-barang bekas bernilai jual.
Baca juga: Anak Pemulung Ditolak Masuk SMP Negeri di Kota Bekasi Ternyata Selalu Peringkat Satu Hingga Lulus SD
“Saya mah hampir 20 tahun, sampai suami sudah enggak ada (meninggal),” kata Sumarni di lokasi.
“Ya karena butuh yah, kerja apa adanya,” sambungnya.
Dari 1 kilogram (kg) barang bekas yang dijual, Sumarni mendapatkan yang sebenar Rp 2 ribu.
Penghasilannya pun tak menentu, bahkan terkadang hanya Rp 20 ribu saja dari 10 kg rongsokan yang berhasil dikumpulkan.
Sumarni mengaku sudah 20 tahun menjadi pemulung di TPA Cipayung Depok.
Awalnya, ia berjuang bersama sang suami hingga suaminya meninggal beberapa tahun lalu.
Selama dua dekade menjadi pemulung sampah, wanita yang sudah berstatus janda itu berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga ke jenjang SLTA.
“Iya nyekolahin aja sampai SMK gitu aja, itu sedikit demi sedikit gitu loh,” ujarnya.
Kini, anak-anak Sumarni sudah berkeluarga dan memiliki kehidupan yang layak.
Meski demikian, Ia tetap memilih untuk terus bekerja menjadi pemulung di TPA Cipayung Depok agar tidak membebani anak-anaknya.
(Sumber : TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy/m38)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp