Gempa Megathrust

Hadapi Ancaman Megathrust, BNPB Bakal Bangun Layanan Info Peringatan Langsung Diterima Masyarakat

Di Indonesia, ada 13 titik gempa megathrust dan ratusan sesar aktif. Pihaknya melakukan monitoring rutin setiap hari. 

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Dokumentasi
EDUKASI BENCANA MEGATHRUST --- Kegiatan program Indonesia Re Mengajar yang menyasar generasi muda dengan tema “Mitigasi Risiko Terjadinya Gempa Megathrust” di Balai Peristirahatan Arga Sonya (BPAS) Cisarua, Bogor beberapa waktu lalu. 

"Catastrophe Analyst di Indonesia ini masih sangat sedikit, padahal negara kita sangat rentan terhadap bencana. Pemahaman terhadap potensi terjadinya bencana perlu diperdalam lewat riset, sebagaimana yang telah kami lakukan selama ini di Indonesia Re dan dibagikan kepada publik," beber dia.

Lebih lanjut, Fiza menyebut, Indonesia Re ke depan juga akan mengadakan riset kolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membangun tools yang dapat menganalisis risiko bencana. 

Hal terkait kolaborasi antar-instansi untuk mitigasi risiko bencana juga disampaikan oleh Pepen Supendi, Penanggung Jawab Data Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Pepen memaparkan peta-peta zona subduksi aktif yang menjadi sumber gempa megathrust di Indonesia. Pepen juga menjelaskan tentang sistem monitoring BMKG dan mekanisme peringatan dini yang tersebar di berbagai titik di Indonesia. 

“Sebagai lembaga hulu, kami menyajikan data yang digunakan untuk pembentukan kebijakan," katanya.

Di Indonesia, ada 13 titik gempa megathrust dan ratusan sesar aktif. Pihaknya melakukan monitoring rutin setiap hari. 

Dari data tersebut, bekerjasama dengan stakeholders di lapangan, menginformasikan kepada masyarakat, agar risiko bencana dapat diminimalisir.

Hal ini juga ditekankan oleh Direktur Mitigasi Bencana BNPB, Zaenal Arifin. Zaenal menyebut, Indonesia masuk dalam daftar 35 negara dengan potensi risiko bencana paling tinggi di dunia, mengacu pada World Bank.

Arifin menekankan kesiapsiagaan menjadi tugas bersama dalam menghadapi ancaman gempa megathrust.

Kesiapsiagaan bukan sekadar kesiapan fisik infrastruktur, tetapi juga kesiapan manusia dalam hal pengetahuan, simulasi dan respon cepat saat bencana terjadi.

Ke depan, BNPB berencana membangun layanan peringatan yang bisa diterima real-time oleh seluruh masyarakt indonesia melalui gawai.

BERITA VIDEO : BEGINI POTRET KERUSAKAN BANGUNAN DI KARAWANG AKIBAT GEMPA MAGNITUDO 4,9

Sebagai penutup sesi, Fakih Wahyudi, akademisi dari Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi, menekankan pentingnya tiga langkah kunci mitigasi gempa megathrust yang dapat diadopsi oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.

“Mitigasi gempa megathrust dimulai dari kesiapan melalui edukasi publik dan simulasi bencana, dilanjutkan dengan respon cepat dan terkoordinasi saat bencana terjadi, serta diakhiri dengan pemulihan yang mencakup rehabilitasi, rekonstruksi, dan pemulihan ekonomi-sosial,” ujar Fakih.

Kegiatan Indonesia Re Mengajar 2025 diharapkan dapat memperkuat literasi risiko dan perasuransian, sekaligus menumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya mitigasi risiko gempa megathrust melalui sinergi lintas sektor.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved