Bencana Banjir

Petugas Gabungan Hingga Relawan Latihan Bersama Agar Kompak Hadapi Darurat Bencana di Kota Bekasi

dalam Apel Siap Siaga Bencana Darurat itu nantinya akan mengikuti latihan bersama dalam runtutan persiapan siaga darurat bencana.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
PEMKOT BEKASI --- Tim petugas gabungan dan relawan mengikuti Apel Siap Siaga Darurat Bencana di halaman Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis (23/10/2025). 

“Maret kemarin kan begitu luar biasa. Nah ini kalau kemudian curah hujannya masih sama berarti kita akan menghadapi situasional yang sama,” ucap Tri saat ditemui di Kantor Pemkot Bekasi, Senin (20/10/2025), seperti dilansir Kompas.com.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, peristiwa banjir pada Maret 2025 melanda 20 titik di tujuh kecamatan, dengan ketinggian air mencapai hingga 300 sentimeter di sejumlah lokasi.

Tri berharap, dengan status siaga darurat yang diberlakukan sejak dini, masyarakat dapat lebih waspada dan pemerintah bisa lebih cepat dalam penanganan darurat jika bencana terjadi.

Tri Adhianto mengungkap alasan penetapan status siaga darurat kebencanaan sejak 3 Oktober 2025 hingga 30 April 2026. 

BERITA VIDEO : PERUMAHAN DUREN JAYA BEKASI DILANDA BANJIR, KETINGGIAN CAPAI 3 METER

Menurut dia, keputusan ini diambil karena hingga kini belum ada progres pembangunan fisik yang signifikan untuk mencegah potensi banjir di wilayah Kota Bekasi.

“Ini kan kita hari ini menghadapi situasional bahwa Kali Bekasi terutama ini kan belum ada satu progres secara fisik,” ujar Tri.

Tri menjelaskan, kondisi Kali Bekasi yang kerap meluap ketika curah hujan tinggi menjadi salah satu alasan utama dikeluarkannya status siaga darurat.

Adapun langkah antisipatif yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini adalah pengerukan sungai.

Namun, menurut Tri, upaya tersebut belum cukup optimal karena masih ada risiko abrasi yang menyebabkan pendangkalan sungai kembali terjadi.

“Karena belum ada nih kegiatan-kegiatan yang sifatnya fisik dalam rangka untuk kemudian mengantisipasi, yang ada adalah baru pengerukan,” kata Tri.

“Nah, pengerukan ini kan sangat resisten juga kalau kemudian nanti tingkat longsornya juga tinggi, tingkat abrasinya tinggi itu juga akan mudah naik lagi tuh,” imbuhnya.

(Sumber : TribunBekasi.com/m37/Kompas.com)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News


 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved