DPRD Kota Bekasi

Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi Minta Prinsip Bung Karno Tentang Guru Diwujudkan Secara Merata

Guru juga dianggap sebagai penggerak, pemantik daya kritis, serta penanam keberanian untuk menolak ketidakadilan.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
Dok. Nuryadi
PERINGATI HARI GURU --- Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi, Nuryadi Darmawan, berharap prinsip-prinsip pemikiran Ir. Soekarno atau Bung Karno mengenai guru dapat diwujudkan secara merata di seluruh Indonesia. 
Ringkasan Berita:
  • Guru harus menjadi penggerak, penanam keberanian moral, dan bukan sekadar operator kurikulum.
  • Ia menekankan pentingnya memuliakan guru sebagai penjaga peradaban di tengah komersialisasi pendidikan.

 

TRIBUNBEKASI.COM, KOTA BEKASI --- Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi, Nuryadi Darmawan, berharap prinsip-prinsip pemikiran Ir. Soekarno atau Bung Karno mengenai guru dapat diwujudkan secara merata di seluruh Indonesia.

Menurut Nuryadi, Bung Karno melihat guru sebagai sosok yang berani melawan pembodohan, bukan sekadar pengajar rumus dan hafalan.

Guru juga dianggap sebagai penggerak, pemantik daya kritis, serta penanam keberanian untuk menolak ketidakadilan.

Ia menilai kritik Bung Karno terhadap sistem pendidikan yang mekanistik, birokratis, dan terlalu pragmatis masih sangat relevan pada masa kini.

“Pendidikan tidak boleh mengecilkan peran guru menjadi sekadar operator kurikulum. Guru harus diberi ruang untuk menjadi penjaga jiwa bangsa,” ujar Nuryadi, dikutip Selasa (25/11/2025).

Di tengah arus komersialisasi pendidikan, Nuryadi mengatakan bahwa Bung Karno pasti akan mempertanyakan apakah guru masih dihormati sebagai pilar revolusi atau justru direduksi menjadi instrumen pasar.

Ia juga mempertanyakan apakah guru masih mendidik manusia untuk merdeka atau sekadar mencetak tenaga kerja yang patuh.

“Narasi kritis Bung Karno menantang kita untuk melihat posisi guru bukan dari sudut pandang teknis, tetapi ideologis—bahwa guru adalah penjaga peradaban,” jelasnya.

Ia menuturkan bahwa bangsa yang meremehkan guru pada hakikatnya sedang menggali kubur masa depannya sendiri.

Menghormati guru, menurutnya, tidak hanya soal gaji dan fasilitas, tetapi juga menempatkan mereka dalam arsitektur kebangsaan sebagai pemimpin pemikiran, pelaku transformasi, dan perumus masa depan.

Pada akhirnya, guru versi Bung Karno adalah figur yang memadukan cinta tanah air, keberanian moral, dan kesadaran revolusioner.

“Kritik terbesar yang diwariskan Bung Karno adalah bahwa jika kita menginginkan Indonesia yang sepenuhnya merdeka, maka kita harus memastikan gurunya juga merdeka—dalam pikiran, martabat, dan peran bagi bangsa,” pungkasnya. (m37)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved