Covid19

Pengamat Sosial Devie Rahmawati: Panti Asuhan Jadi Tempat Terakhir Pangasuhan Anak Korban Covid-19

Data yang dihimpun Kemensos menunjukkan sebanyak 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu.

Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Dedy
Istimewa
ILUSTRASI ANAK YATIM --- Menparekraf Sandiaga Uno dan Anak Yatim dalam pertemuan virtual 

TRIBUNBEKASI.COM --- Pandemi Covid-19 menyisakan banyak kesedihan.

Kehilangan untuk selama-lamanya teman, kerabat, pasangan, dan anak kehilangan orangtuanya.

Data Satgas Penanganan Covid-19 per 20 Juli 2021 diketahui ada 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu.

Sementara sebanyak 350.000 anak terpapar Covid-19 dan 777 diantaranya meninggal dunia. 

Tingkat risiko anak sangat tinggi untuk terpapar Covid-19.

Walaupun anak di rumah saja, namun anggota keluarga lain terutama orangtuanya sering keluar rumah untuk mencari nafkah atau keperluan lain.

Ketika orangtuanya terinfeksi Covid, risiko anak tertular akan lebih tinggi.

Persoalan lainnya adalah, meningkatnya angka anak-anak yang kehilangan orangtua dimasa pandemi. 

Data yang dihimpun Kemensos menunjukkan sebanyak 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu.

Pengamat sosial DR. Devie Rahmawati, M.Hum, menyoroti pengasuhan anak-anak yang ditinggal orangtua akibat Covid 19. 

“Secara hukum, bahwa anak-anak harus berada di pelukan keluarga utama, seperti nenek, om atau keluarga lainnya, baru kemudian yang paling terakhir adalah panti asuhan. Ini perlu menjadi konsen kita bersama, ini bukan hanya persoalan pemerintah tapi juga kita,” jelas Devie saat menjadi pembicara dalam diskusi media dengan tema "Seberapa Serius Pemerintah Memperhatikan Pemenuhan Hak Anak-anak Terdampak Covid-19," pada Rabu (25/8/2021).

Ia mengatakan saat ini adalah waktunya untuk  menajamkan sinyal sosial.

“Negara sudah menyiapkan bansos, tugas lingkungan adalah memberi perhatian. Kegotong royongan itu tidak melulu persoalan materi. Ini seharusnya peran RT-RW sebagai level yang lebih dekat dan tahu keadaan warganya,” imbuh Devie. 

Bekasi 946 anak

Sebanyak 946 anak di Kota Bekasi melalui lingkup kecamatan sudah dilakukan pendataan terkait orangtua yang meninggal dunia akibat terpapar virus Covid-19.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Bekasi Epih Hanafi, mengatakan sebanyak 946 anak tersebut diantaranya diperoleh dari 12 wilayah kecamatan yang ada di Kota Bekasi. 

"Dengan data itu dapat pada tanggal 23 Agustus melalui hasil koordinasi yang dilakukan oleh Dinsos Kota Bekasi terhadap kecamatan dan kelurahan beserta Dinas Kesehatan terkait jumlah orangtuanya yang meninggal dunia akibat Covid-19," ujar Epih kepada wartawan, Rabu (25/08/21).

Lanjutnya, kemudian pada data yang sudah diperoleh, data itu diantaranya juga merupakan hasil perhimpunan kecamatan, dengan kata lain dari campuran data antara pelaporan yayasan panti asuhan dan yang dihimpun oleh kelurahan.

"Dicampur karena kecamatan yang mendata langsung di wilayahnya masing-masing, per kecamatan jadi nanti diketahui oleh camat masing-masing dan sudah hasil verifikasi dilapangan," ucapnya.

Ia juga menjelaskan melalui data yang sudah didapatkan mengenai anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19 tersebut melalui tingkat kecamatan.

Kecamatan Medan Satria menjadi wilayah dengan anak terdampak Covid-19 tertinggi dengan catatan 225.

"Paling banyak Medan Satria 225," ucapnya.

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved