Berita Kesehatan
Selain Prokes, Beri Vaksinasi dan Jaga Daya Tahan Tubuh, Berikut Tips Agar Anak Rileks Saat Pandemi
penularan Covid-19 pada anak umumnya terjadi lewat orang dewasa di sekitarnya yang tidak taat protokol kesehatan.
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Dedy
Vaksin dapat mencegah seseorang terkena dan menyebarkan virus yang menyebabkan Covid-19.
Vaksin Covid-19 juga mencegah sakit parah bahkan jika memang terkena Covid-19.
"Dengan divaksinasi, anda dapat melindungi orang-orang di sekitar anda, terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19. Orangtua yang ingin melindungi anak-anak, jangan tunda untuk segera divaksinasi.
Orangtua yang telah divaksinasi tidak hanya melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga melindungi anak-anak mereka," ujarnya.
Dilansir dari Sehat Negeriku, sampai dengan 29 Juni 2021 tercatat hampir 260 ribu kasus terkonfirmasi Covid-19 merupakan anak usia 0—18 tahun.
Dari jumlah itu, lebih dari 108 ribu kasus merupakan anak-anak rentang usia 12—17 tahun.
Fakta ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi pada anak dalam usia tersebut.
IDAI dalam Surat Rekomendasinya tertanggal 28 Juni 2021 juga menyetujui imunisasi pada anak umur 12—17 tahun.
Dengan pertimbangan jumlah subjek uji klinis memadai, tingginya mobilitas dan kemungkinan berkerumun di luar rumah, dan mampu menyatakan keluhan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) bila ada.
Vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun itu menggunakan vaksin Covid-19 produksi PT Biofarma (Sinovac).
Vaksinasi yang telah dilakukan sejak tanggal 1 Juli 2021 itu setelah memperoleh rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan persetujuan penggunaan dari BPOM.
Selain itu, anak-anak harus divaksin Covid-19 karena 16 persen anak-anak dengan infeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala.
Orang yang divaksinasi lengkap, menurut CDC, lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.
Vaksin memang tidak bisa melindungi sampai 100 persen.
Oleh karena itu, tetap wajib menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.