Covid19
Varian Baru Virus Corona Mu Pertama Kali Ditemukan di Kolombia, Mewabah di Amerika Selatan dan Eropa
WHO melakukan pengawasan varian baru virus corona Mu yang berasal dari Kolombia dan telah mewabah di Amerika Selatan dan Eropa.
TRIBUNBEKASI.COM - Kini, virus corona varian baru yakni virus corona Mu, muncul.
Adanya varian baru corona Mu ini pun menjadi kekhawatiran baru bagi warga dunia.
Kemunculan virus corona Mu ini menjadi perhatian organisasi kesehatan dunia (WHO).
Hingga saat ini, pihak WHO melakukan pengawasan varian baru virus corona Mu tersebut.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Mu dalam Pengawasan Khusus WHO, Kebal Vaksin Covid-19 Hingga Obat-obatan
Baca juga: Pandemi Virus Corona Perlambat Program Penurunan Kematian Akibat Kanker Payudara
Baca juga: Pengamat Kebijakan Publik Trisakti Sesali Penerapan PTM, Khawatir Terjadi Kluster Baru Virus Corona
Varian virus corona Mu ini pertama kali diidentifikasi di Kolombia bulan Januari lalu.
Dilansir dari Channel News Asia, varian baru corona Mu secara ilmiah disebut sebagai B.1.621.
Varian ini telah diklasifikasikan ke dalam "varian of interest" oleh WHO, Selasa (31/8) melalui buletin mingguannya.
Setelah terdeteksi di Kolombia, Mu telah dilaporkan di negara-negara Amerika Selatan lainnya dan di Eropa.
Laporan WHO menyebut bahwa varian ini memiliki mutasi yang menunjukkan kemampuan resistensi terhadap vaksin.
Setelah ini penelitian lebih lanjut akan segera dilakukan untuk lebih memahaminya.
Dalam buletin mingguannya, WHO menjelaskan varian baru virus corona Mu memiliki konstelasi mutasi.
Mutasi Mu ini menunjukkan sifat potensial untuk lari dari sistem imun.

Masuknya varian Mu ke dalam kategori dengan perhatian khusus dari WHO ini jelas menimbulkan kekhawatiran baru di tengah merebaknya varian Delta yang lebih menular.
Semua virus yang ada, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, pada dasarnya akan selalu bermutasi dari waktu ke waktu.
Mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat virus dan memengaruhi seberapa mudah virus itu menyebar, serta tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Yang paling dikhawatirkan adalah mutasi yang menyebabkan virus menjadi lebih tahan terhadap vaksin, obat-obatan, dan tindakan pencegahan lainnya.
WHO sejauh ini telah mengidentifikasi empat varian Covid-19 yang menjadi perhatian, yakni Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Saat ini lima varian baru, termasuk MU, sedang dalam pantauan khusus WHO.
Pandemi Kedua Virus Varian Delta
Penyebaran virus varian Delta yang sangat masif pada Juli 2021 lalu membuat Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, prihatinan terhadap kondisi perdagangan masyarakat Indonesia.
Semestinya, Indonesia menerima banyak order (pesanan) ekspor barang. Namun gelombang pandemi kedua membuat semua harapan tersebut tertunda.
"Tentu prihatin sekali, karena sebenarnya saat itu semua indikator (perekonomian--red) sudah membaik."
"Apa yang terjadi perang dagang Cina dan Amerika Serikat saat ini kita sedang dapat order yang luar biasa, pembeli luar negeri percaya kepada Indonesia"
"Karena kita bisa berproduksi dan menghasilkan produksi yang bagus," tutur Lutfi dalam acara Talkshow Nasional bertajuk "Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19" bersamaan peluncuran dua portal baru Tribun Network yakni TribunBekasi.com dan TribunTangerang.com, Jumat (27/8/2021) siang.
Dijelaskan Lutfi, dari 4.000 pegawai perdagangan, 10 persennya terpapar Covid-19 varian delta.
Penyebaran virus Covid-19 varian Delta kata Lutfi sangat mengganggu sekali sebab penularannya sangat masif.
"Jadi tentunya sangat terganggu," ucapnya.
Dikatakan Lutfi, saat dirinya selalu menemui dan berbicara kepada seluruh asosiasi perdagangan ekspor baik di bidang furnitur, garment, dan tekstil.
Selain itu juga perwakilan dari perbankan dan juga lembaga ekspor indonesia, semua berkumpul untuk mencari terobosan baru agar bisa mengeksekusi orderan atau permintaan yang berlimpah dari pihak luar negeri.
Saat ini kata Lutfi, challenge (tantangan) masyarakat Indonesia adalah bagaimana bisa hidup berdampingan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.
"Rumusannya tanpa putusnya mata rantai penyebaran Covid-19 ini maka akan sulit perekonomian berjalan," tuturnya.
Dijelaskan Lutfi, perekonomian Indonesia saat ini sudah mulai bertumbuh lagi.
Konsumsi masyarakat Indonesia pada kwartal 2020/2021 angkanya 5,6 persen, sekarang tahun 2021/202 sebesar 5,3 persen.
Pertumbuhan di sektor perdagangan sendiri sebesar 94 persen, dan industri pengolahan 69 persen.
Untuk itu ia sangat mendukung dengan kebijakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan terkait penerapan aplikasi peduli lindungi.
"Untuk masuk GOR Bung Karno, kita harus pakai peduli lindungi. Tentu ini bagian yang sangat penting."
"Sekarang saatnya kita harus disiplin, karena kalau kita idak disiplin, akan merugikan perekonomian bangsa," tuturnya.
(Kontan.co.id/TribunBekasi.com/Wartakotalive.com/Ded)
Sebagian artikel telah tayang di Kontan.co.id berjudul "WHO awasi kemunculan varian virus corona baru bernama Mu"