Vaksinasi Covid19

Sentra Vaksinasi Jauh dari Jangkauan Masyarakat, Teh Celli Sebut Program Vaksinasi Keluarga Efektif

Teh Celli optimisi capaian vaksinasi di wilayahnya akan mencapai 70 persen hingga akhir tahun 2021 ini.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyatakan program vaksinasi keluarga dapat mempercepat pencapaian herd immunity di wilayah tersebut. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG ---- Pemerintah Kabupaten Karawang menyatakan program vaksinasi keluarga dapat mempercepat pencapaian herd immunity di wilayah tersebut.

Bahkan adanya program vaksinasi keluarga yang digelar di Praktek Bidan Mandiri (PBM) termasuk juga bidan desa yang dipunyai Puskesmas ini membuat capaian warga yang divaksin melonjak tajam.

"Sangat signifikan, dari 29 Januari sampai 8 Agustus Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang tabungan vaksinnya hanya 11,49 persen atau sekitar 327 ribu orang, sekarang ini 600 ribuan naiknya 17 persen sekian," kata Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, di Pemda Karawang, pada Senin (6/9/2021).

Teh Celli sapaannya menjelaskan data terakhir capaian vaksinasi di Karawang mencapai 33,69 persen atau 645.986 warga disuntik vaksin dosis pertama dari target 1.917.354.

Baca juga: Ini Alasan Bupati Cellica Nurrachadiana Percepat Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Keluarga di Karawang

Baca juga: PTM di Karawang Belum Diperbolehkan, Cellica Nurrachadiana: Tunggu 70 Persen Pelajar Divaksin

"Untuk dosis kedua yang telah menerima vaksin memang masih kecil 14,27 persen atau 273.661 warga dari target 1.917.354," ungkap dia.

Meski demikian, Teh Celli optimisi capaian vaksinasi di wilayahnya akan mencapai 70 persen hingga akhir tahun 2021 ini.

Sebab, adanya program vaksinasi keluarga ini dalam setiap minggunya menambah 5 persen capaian vaksinasi.

Bahkan waktu awal digelarnya program vaksinasi keluarga secara masif dapat menambah 200 ribu warga yang divaksin.

"Jadi bayangin saja waktu enam bulan ketika itu hanya 327 ribu orang, tapi adanya program vaksinasi keluarga ini dalam waktu lima hari itu hampir 200 ribu orang, berarti 65 persen bisa kita kerjakan dari yang kemarin dilakukan enam bulan," ungkap dia.

Hal itu, kata Teh Celli, yang menjadikan program vaksinasi keluarga dilanjutkan.

Walaupun memang terkendala dengan distribusi vaksin dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terbatas.

"Tapi karena keterbatasan distribusi vaksin, karena kita tahu vaksin itu dibagi-bagi ke daerah lain. Maka kita usahakan maksimal tiap lima hari naik 5 persen warga yang divaksin," ungkap dia.

Ia menambahkan alasan dilakukannya program vaksinasi keluarga karena agar mendekatkan ke masyarakat.

Pasalnya, banyak juga fasilitas kesehatan atau sentral vaksinasi yang jauh dari jangkauan masyarakat.

Apalagi banyak sekalian warga khususnya para ibu-ibu yang memiliki anak kecil enggan pergi jauh untuk vaksinasi.

"Adanya program vaksinasi keluarga ini, sehingga masyarakat itu tidak perlu jauh jauh. Apalagi ibu ibu yang punya anak kecil, yang ninggalin anak kecil, yang ninggalin masakannya, yang ninggalin cuciannya, itu bisa lebih ke arah ke faskes-faskes terdekat ke praktek mandiri bidan," tandasnya.

Minta tetap patuhi prokes

Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karawang, Jawa Barat meminta warga masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, meskipun wilayahnya telah masuk zona kuning atau tingkat resiko rendah.

"Ya prokes menjadi hal penting, jangan sampai merasa sudah zona kuning menjadi abai," kata
Juru Bicara Satgas-19 Karawang dr Fitra Hergyana, pada Kamis (2/8/2021).

Fitri menjelaskan data per hari Kamis, 1 September 2021 kasus aktif di Karawang ada masih ada sebanyak 147. Angka ini jauh menurun dibandingkan pada bulan Juni dan Juli yang mencapai seribu hingga dua ribu kasus.

"Kita bisa terus tekan, dan menurun sehingga sekarang tersisa 147 kasus," imbuh dia.

Untuk hari ini saja kasus positif bertambah 26, dan angka kesembuhan bertambah 38 orang. Sementara pasien yang melakukan perawatan sebanyak 55 orang, isolasi mandiri 92 orang.

Total angka kumulatif kasus Covid-19 di Karawang sebanyak 43.081, angka kesembuhan total sebanyak 41.128. Suspek 8.907, probabel 87, dan total kontak erat 48.948.

Pemerintah Kabupaten Karawang tetap akan gencar melakukan operasi yustisi serta mengendalikan mobilitas warga.

"Tetap kita gelar operasi non yustisi dan yustisi walaupun kita memang sudah zona kuning," kata Kepala Satpol PP Karawang, Asep Wahyu, pada Kamis (2/9/2021).

Asep mengungkapkan operasi yustisi dilakukan pihaknya bersama Satgas Covid-19 Karawang terdiri dari unsur Kodim dan Polres Karawang.

Operasi yustisi dilakukan di titik pusat karamaian seperti di pusat perbelanjaan, pasar, area perkumpulan warga lainnya.

"Kawasan permukiman juga kami lakukan pengawasan dan operasi yustisi untuk mengimbau penerapan protokol kesehatan," imbuh dia.

Dia meminta masyarakat Karawang agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Diimbau tetap disiplin prokes, jangan kendur dan lengah. Jangan sampai karena lalai kasus Covid-19 kembali tinggi," ungkap dia.

PTM belum diperbolehkan

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah Karawang, Jawa Barat belum diperbolehkan.

Demikian diutarakan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana di Ruang Rapat Gedung Kantor Bupati, pada Jumat (3/9/2021).

Teh Celli sapaan akrabnya menjelaskan pihaknya terlebih dahulu menunggu agar 70 persen pelajar di Karawang telah divaksin.

"Enggak dulu, bertahan sebentar aja sampai 70 persen dulu. Kita pastikan untuk pelajar ini sudah divaksin," katanya.

Dia mengaku tak ingin wilayah Karawang yang sudah masuk resiko rendah hingga dua minggu berturut-turut tiba-tiba kembali mengalami peningkatan kasus kembali.

Apalagi untuk anak-anak ini perlu kewaspadaan khusus agar terhindari dari terpapar corona.

"Jangan sampai resiko rendah dua minggu berturut-turut dengan penilaian yang baik tiba gitu kan (kasus naik)," imbuh dia.

Dijelaskannya, PTM itu harus dipersiapkan dengan matang. Mulai dari sarana prasarana protokol kesehatan, jam pelajaran, serta rotasi siswa saat di sekolah.

Sebab, pada pelaksanaannya PTM ini harus benar-benar berjalan dengan baik, jangan sampai justru terjadi peningkatan kasus hingga klaster sekolah.

"Jadi kan kita harus bener-bener diatur kaya jam pelajaran, terus masalah harinya hari apa, masalah perputaran rotasi itu harus ya, seperti interaksi dengan tukang dagang seperti apa, masalah dengan komitmen-komitmen dengan sekolah, siswa dan orangtua itu harus dibahaskan," ungkap dia.

Terkait pelaksanaan PTM bagi tingkat SMA yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat. Teh Celli juga meminta agar mengikuti keputusannya yang belum memperbolehkan menggelar belajar tatap muka.

(TribunBekasi.com/MAZ)


 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved