Musim Hujan Diprediksi Datang Lebih Dini, Kementan Siapkan Langkah Antisipasi
Musim penghujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja produksi pertanian, yang juga berdampak pada ketersediaan stok pangan nasional.
TRIBUNBEKASI.COM — Kementerian Pertanian mengambil berbagai langkah antisipasi terhadap musim penghujan pada akhir tahun ini diprediksi bakal terjadi lebih cepat dibandingkan dengan kondisi normal.
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu membuat pihaknya melakukan pemetaan.
Diketahui, musim penghujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja produksi pertanian, yang juga berdampak pada ketersediaan stok pangan nasional.
“Data BMKG terbaru menginformasikan, musim hujan diperkirakan lebih awal dibandingkan kondisi normal. Pada pertengahan September 2021, pulau Sumatera diperkirakan sudah memasuki musim penghujan, disusul bulan Oktober di sebagian pulau Jawa dan Kalimantan,” ucap Harvick dalam rapat bersama Komisi IV DPR, Senin (20/9/2021).
“Curah hujan yang tinggi seringkali berdampak pada banjir dan bencana alam lainnya. Untuk itu mengambil langkah antisipatif,” sambungnya.
Harvick melanjutkan, sejumlah upaya telah disiapkan oleh Kementerian Pertanian. Diantaranya seperti melakukan pemetaan terhadap daerah yang kemungkinan terdampak banjir, melakukan pemantauan rutin informasi iklim BMKG, hingga melakukan persiapan penyediaan bantuan benih.
Tak hanya itu, Kementan juga melakukan penyiapan sistem pompanisasi, sosialisasi penggunaan benih padi tahan genangan, melakukan sosialisasi asuransi usaha tani padi (AUTP) khusus untuk petani padi, dan penyiapan optimalisasi pangan pasca panen dengan penggunaan mesin pengeringan dan RMU (Rice Milling Unit).
“Selain persiapan pertanaman di lapangan, Kementerian Pertanian juga secara rutin memantau ketersediaan bahan pangan pokok secara periodic mingguan,” pungkas Harvick. (Tribunnews.com/Ismoyo)