Berita Bekasi

Daya Beli Lemah, Stok Melimpah Menekan Harga Komoditas Sayur Mayur di Pasar Induk Cibitung

Kondisi perekonomian yang lesu akibat pandemi virus corona, membuat daya beli turun. Hal ini lah yang memicu harga sayur mayur juga menurun.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Ilustrasi cabai rawit merah - Pedagang di Pasar Induk Cibitung mengeluhkan kondisi perdagangan yang lesu saat ini. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Kasubag TU UPTD Pasar Induk Cibitung, Isep Kadarisman mengatakan harga sejumlah komoditas sayuran di Pasar Induk Cibitung saat ini relatif mengalami penurunan harga.

Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya karena stok melimpah, seiring menurunnya pembeli.

"Ada penurunan harga sekarang sebesar 50 persen. Stok barangnya juga relatif stabil, jadi ya melimpah," ungkap Isep.

Baca juga: Perluas Akses Pasar, Kemenperin Latih 13 Ribu Industri Kecil Menengah Lewat program e-Smart IKM

Berkurangnya pembeli sayuran di Pasar Induk Cibitung membuat para pedagang terpaksa menjual sayuran dengan harga yang murah, seperti Sari (45) pedagang cabai rawit merah.

Ketika banyak pembelinya, Sari bisa menyetok lebih dari 10 karung cabai rawit merah yang ludes dibeli oleh pasar-pasar di Kota Bekasi.

"Dulu pas Juni dan Juli selalu kehabisan stok, padahal waktu itu harganya Rp60 ribu per kilogram. Satu karung kan itu isinya 50 kilogram," ujar Sari, Rabu (22/9/2021).

Kini, Sari terpaksa harus mengurangi pembelian cabai rawit merah menjadi tak lebih dari lima karung.

Berkurangnya pembeli menjadi alasan utamanya. Terlebih lagi, cabai rawit merah kini hanya dijual seharga Rp12.000 per kilogram.

Baca juga: Sri Mulyani Lega saat DPR Setujui Permintaan Tambahan Anggaran Sebesar Rp 992 Miliar

"Sekarang beli lima karung juga deg-degan takutnya enggak habis. Kalau enggak habis ya terpaksa jual murah, daripada busuk," ungkapnya.

Kasubag TU UPTD Pasar Induk Cibitung, Isep Kadarisman mengatakan melimpahnya stok beberapa komoditas sayuran terjadi sejak awal Agustus lalu.

Hanya terdapat satu komoditas sayuran saja yang mengalami kenaikan harga, yaitu tomat.

"Yang lain relatif turun harganya, kalau tomat biasanya kan Rp5.000 per kilogram, sekarang jadi Rp10.000-15.000. Itu saja yang naik," kata Isep.

Kenaikan harga tomat terjadi karena berkurangnya pasokan tomat dari petani di wilayah Bandung, Pangalengan dan Garut. Alhasil, pihaknya kini harus memesan tomat dari wilayah di luar Pulau Jawa.

Baca juga: Pengamat Duga Pasar Jaya tak Bisa Terjemahkan kebijakan Anies Soal Pembangunan Pasar Senen

"Karena tomat di daerah (Jawa) kosong, akhirnya kami ambil dari Bali, Medan dan Padang," tuturnya.

Isep mengatakan stok komoditas sayuran dipastikan aman hingga akhir tahun.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved