Berita Bekasi
Resih Sedih tak Bisa Ziarah Bertahun-tahun karena Makam Tertimbun Sampah di TPST Sumur Batu
Resih sedih tak bisa ziarah ke makam orang tua dan saudaranya karena tertimbun sampah di TPST Sumur Batu.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
Lahan wakaf tersebut memang sudah bertahun-tahun digunakan sebagai tempat pemakaman bagi warga sekitar.
Namun, sejak 2017 kondisinya berubah setelah adanya zona III TPST Sumur Batu yang dikelola oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Bagong Suyoto, selaku salah satu ahli waris mengatakan di sebelum adanya zona III TPST Sumur Batu, dulunya masih terdapat lahan tanah kampung dimana di dalamnya ada lahan yang di wakafkan untuk tempat pemakaman.
Dari batu nisan hingga pagar pemakaman pun kala itu masih berdiri.
Bahkan Suyoto menyebut kurang lebih ada 114 makam keluarga yang dimakamkan di tempat pemakaman lahan wakaf tersebut.
Baca juga: Gagalkan Penyelundupan, Polair Lepasliarkan Benih Lobster Miliaran Rupiah di Laut Jawa
"Bahkan dulu itu setiap malam Jumat datang pada ziarah, mau puasa itu juga kan ziarah juga, pas lebaran itu ada yang datang juga karena bapaknya, anak-anaknya juga ada disini (pemakaman)," kata Suyoto ditemui Tribunbekasi.com, Jumat (24/9/2021).
Setelah adanya zona III TPST Sumur Batu yang juga bertepatan di samping lahan pemakaman tersebut, sampah-sampah terus berdatangan, apalagi sampah itu belum dilakukan pengolahan hingga membuat jumlah volume sampah pun menggunung.
Sekitar tahun 2015, dikatakan Suyoto tingginya volume sampah hingga menggunung membuat sampah tersebut longsor dan menimpa sebagian lahan pemakaman wakaf, hingga menutupi beberapa area pemakaman hingga menimbun beberapa batu nisan.
Selanjutnya saat itu, dilakukan pengurukan sampah-sampah tersebut, namun pengurukan yang tidak hati-hati membuat beberapa batu nisan hilang. Karena banyakan sampah yang datang membuat area pemakaman itu pun tergerus sampah TPST itu.
Baca juga: Pemerintah Kota Bekasi Menetapkan Tim Penilai Badan Layanan Umum Daerah, Wali Kota Ungkap Tujuannya
"Sekarang kondisinya seperti ini mulai keuruk sampah, tahun 2020an kebelakang ini yang menyedihkan, karena sampahnya nggak diolah, terus kekurangan lahan akhirnya lari kesini. Bahkan sekarang mungkin tinggal 50 meter sisa lahannya," katanya.
Permasalahan ini, dikatakan Suyoto sebenarnya sudah dilakukan pembahasan ke Pemerintah Kota Bekasi.
Bahkan lahan tersebut pun juga sudah dibebaskan, hanya saja yang menjadi keluh kesah masyarakat setempat yaitu belum dilakukan pemindahan pemakaman tersebut.
"Saya dipesan sama beberapa ahli waris untuk mempercepat pemindahan, nggak tahu bagaimana caranya lah, karena nisannya sudah nggak ada, lahannya sudah tinggal 50 meter persegi," ujarnya.
Baca juga: DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Bekasi Bercita-cita Memutihkan Jawa Barat dalam Ajang Pemilu 2024
Dari pemindahan lahan pemakaman ini pun beberapa ahli waris juga mendapatkan dana Sebesar Rp 2,5 juta untuk satu makam.
Namun, hingga saat ini realisasi rencana tersebut juga urung dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi.