Berita Karawang
Miliki Nilai Historis Sejarah Karawang, LSM Lodaya Sebarluaskan Tarian Jaipong Bedog Lubuk
Padahal bedog lubuk ini sangat ada keterkaitannya dengan sejarah Karawang.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Bedog lubuk terpasang pada lambang atau logo Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Akan tetapi, banyak masyarakat yang tidak mengetahui makna serta sejarah dari bedok lubuk tersebut, bahkan warga Karawang itu sendiri.
Melihat hal itu, tokoh masyarakat Karawang sekaligus Ketua Umum DPP LSM Lodaya Karawang, Nace Permana membuat kreasi baru yakni tarian jaipong bedog lubuk.
Dalam tarian jaipong itu penari membawa bedog lubuk.
Baca juga: Melihat Spot Wisata Edukasi Industri di Karawang, IPAL Disulap Jadi Wisata Taman Bunga
Baca juga: Dinas Kebudayaan DKI Pugar Gedung Sarinah, Selain Belanja Bisa Menikmati Sejarah dan Budaya
"Tarian Jaipong Bedog Lubuk ini kan lagu diciptakan oleh kita, LSM Lodaya satu tahun lalu," kata Nace, pada Sabtu (25/9/2021).
Nace menjelaskan pihaknya sudah melakukan sejumlah tahapan agar tari jaipong bedog lubuk ini dilebih dikenal oleh masyarakat.
Pertama tentu dengan melakukan lokakarya, lalu mulai dilakukan pembuatan video klip serta penanganan di youtube serta sejumlah media sosial.
Setelah itu, agar dikenal lebih luas pihaknya mengadakan lomba jaipong kreasi bedog lubuk secara virtual dan live untuk grand final.
"Nah untuk hari ini grand final pasangiri atau perlombaan jaipong kreasi bedog lubuk, diikuti peserta dari sanggar di seluruh Jawa Barat," imbuh dia.
Dijelaskan Nace, perlombaan ini juga menjadi salah satu upaya memperkenalkan tari jaipong bedog lubuk ke masyarakat Karawang maupun se-Jawa Barat.
Pasalnya, bedog lubuk ini banyak orang yang tidak tahu.
Padahal bedog lubuk ini sangat ada keterkaitannya dengan sejarah Karawang.
Apalagi ini bedog lubuk ini juga dipakai menjadi logo Pemerintah Kabupaten Karawang.
"Jadi ini memperkenalkan ke masyarakat Karawang utamanya dan umumnya masyarakat di Jawa Barat bahkan Indonesia," terang dia.
Ia melanjutkan, simbol itu diterjemahkan melalui tarian sehingga bisa diketahui masyarakat luas dan dapat lebih mudah diperkenalkan bagi kaum milenial tersebut.