Covid19

Siswa SD Positif Covid-19 Hal Lumrah, Wali Kota Bekasi: Jangankan Anak SD, Bayi Juga Banyak Terpapar

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi anggap siswa SD positif Covid-19 merupakan hal yang sangat lumrah terjadi.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Panji Baskhara
TribunBekasi.com
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi anggap siswa SD positif Covid-19 merupakan hal yang sangat lumrah terjadi. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN - Dilaporkan, adanya siswa sekolah dasar (SD) di Kota Bekasi terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemerintah Kota Bekasi memastikan siswa SD positif Covid-19 tersebut tidak terpapar saat digelar PTM terbatas.

Adanya siswa SD terpapar Covid-19 tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Rahmat Effendi akui, siswa terpapar Covid-19 ditengah pandemi Covid-19 adalah sesuatu yang dianggap lumrah.

Baca juga: Siswa SD Terpapar Covid-19 Diklaim Bukan Ketika PTM Terbatas, Wali Kota Bekasi: Persoalannya Dimana?

Baca juga: Siswa SD Positif Covid-19, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Mengaku Belum Mendapatkan Informasi

Baca juga: Siswa SD Terpapar Covid-19 Saat PTM Terbatas, Bakal Jadi Klaster Sekolah? Simak Penjelasan Wali Kota

Sehingga hal itu juga tidak menjadikan sebuah persoalan.

"Kan selama ini jangankan anak SD, bayi juga banyak yang terpapar. Persoalannya dimana?," kata Rahmat Effendi ditemui, Kamis (30/9/2021).

Rahmat Effendi juga memastikan jika siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu tidak tertular saat pelaksanaan (PTM) yang tengah berjalan di Kota Bekasi beberapa pekan ini.

"Tidak (tidak dalam PTM). Kemarin saya sudah cek dengan kepala Dinas Pendidikan dan kesehatan. Tidak dalam kegiatan PTM," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan pihaknya masih menindaklanjuti soal temuan tersebut.

Namun ia membenarkan jika ada siswa yang terpapar Covid-19.

"Kita ini sedang langsung kita tidak lanjuti, memang ada anak yang terpapar Covid-19," katanya.

Dikatakan Tanti, pihak Dinkes Kota Bekasi tidak bisa langsung menyimpulkan adanya klaster sekolah.

Oleh sebab itu pihaknya masih ingin memastikan  dengan melakukan tracing baik itu siswa yang terkonfirmasi hingga yang melakukan kontak erat.

"Kita tak bisa menyimpulkan apakah ini klaster sekolah atau klaster, karna harus dilakukan tracking di lingkungan sekolah yang pada saat anak tersebut bersekolah," ucapnya.

Diberitakan, seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kota Bekasi ditemukan terpapar Covid-19

Adanya siswa SD positif Covid-19 tersebut diketahui saat berlangsungnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Walaupun benar ada siswa SD terpapar Covid-19, namun belum bisa dipastikan apakah bisa terjadi klaster Covid-19 sekolah.

Diketahui, informasi ini berdasarkan data komite kebijakan penanganan dan tranformasi pemulihan ekonomi Kota Bekasi, 28 September 2021.

Dalam data perkembangan kasus baru itu yang terdata mulai Rabu (22/9/2021) hingga Selasa (28/9/2021) kemarin.

Tepat pada tanggal 27 September 2021 terdata ada 3 kasus konfirmasi, salah satunya yaitu pelajar sekolah dasar tersebut.

Jumlah kasus baru ini juga mengalami kenaikan pada Rabu (29/9) hari ini dimana terdata ada 5 kasus baru.

Dalam data tersebut juga tertulis agar dapat memantau prokes di sekolah-sekolah terutama yang melaksanakan PTM terbatas.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menanggapi mengenai temuan kasus Covid-19 pada anak sekolah dasar (SD) itu.

Kendati demikian, pihaknya mengklaim, jika kasus tersebut tidak terjadi di sekolah, melainkan terpapar saat di luar sekolah.

"Informasi yang kami terima yang positif usia 11 tahun belum masuk sekolah. Untuk lengkapnya, kami sampaikan melalui nota dinas laporan," kata Rahmat Effendi secara singkat, Rabu (29/9/2021).

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah membantah adanya siswa yang terpapar Covid-19.

Sebab hingga saat ini, dirinya mengaku belum mendapatkan informasi terkait kasus tersebut.

"Saya belum dapat informasi dari mana tu coba. Mungkin saja itu bukan dari sekolah. Sampai sekarang saya belum dapat informasi nih," katanya.

Diungkapkan, Inayatullah jika dirinya bersama Wali Kota Bekasi, sempat mengumpulkan beberapa kepala sekolah pada Senin (27/9) lalu.

Dalam pertemuan itu pun juga para Kepala Sekolah se-Kota Bekasi laporkan tak ada kasus yang terjadi di sekolah-sekolah selama PTM berjalan.

"Sampai saat ini belum dapat info dan belum ada laporan. Tapi dari pengawas dan kepala sekolah sendiri belum ada laporan, seperti yang kita lakukan evaluasi pada hari senin, tidak laporan belum ada," ujarnya.

Jika ditemukan adanya kasus Covid-19 di sekolah, Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan Kota Bekasi akan melakukan penutupan sementara sekolah yang terdapat temuan kasus itu.

Penutupan pun akan dilakukan selama satu pekan.

Penutupan ini tak lain untuk melakukan tracing siswa-siswa yang mengalami kontak erat pada siswa yang terpapar Covid-19 itu.

Jika ditemukan tentu akan dilakukan penanganan berkelanjutan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi ataupun dari Puskemas setempat.

"Nah tapi, kita pastikan belum (ada kasus). Karena kemarin senin belum ada laporan," katanya.

Inayatullah tekankan agar orangtua siswa turut andil membantu para guru terkait pengawasan protokol kesehatan terutama ketika sudah berada di luar sekolah.

Dirinya khawatir siswa terpapar Covid-19 bukan dari sekolah melainkan saat di luar sekolah.

Sebab sejauh ini kata Inayatullah, masih banyak pelajar di luar sekolah yang abai khususnya dalam hal penggunaan masker.

Pihak sekolah tidak bisa melakukan pengawasan selama 24 jam penuh, untuk itu perlu dibarengi kerjasama antara orangtua maupun masyarakat setempat.

"Kalau di sekolah mungkin bisa disiplin. Tetapi begitu pulang atau di masyarakat kadang kadang tidak pakai masker anak-anak di rumah ini."

"Nah ini yang harus benar bener bagaimana kita disiplin terkait prokes," ucapnya.

Siswa SMA di Kabupaten Bekasi Positif Covid-19

Diduga berasal dari klaster Covid-19 keluarga, ada satu siswa SMA Kabupaten Bekasi terkonfirmasi positif Covid-19.

Diketahui, siswa SMA positif Covid-19 tersebut baru diketahui di tengah-tengah proses pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Adanya siswi SMA positif Covid-19 dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti.

Sri Enny Mainiarti mengungkap, apabila siswa SMA tersebut diduga kuat terkonfirmasi positif dari klaster keluarga.

"Yang terkonfirmasi positif ada satu orang anak sekolah ya, tapi karena keluarganya," kata Enny saat dikonfirmasi, Rabu (29/9/2021).

Keluarga siswa tersebut kemudian langsung melaporkannya kepada pihak sekolah.

Lalu, sesuai dengan insturksi Pj Bupatj Bekasi Dani Ramdan, ditindaklanjuti dengan proses tracing ke siswa lainnya yang sekelas dengan pasien tersebut.

Enny mengaku setelah dilakukan tracing, tidak ada satu pun teman-teman siswa itu, yang terkonfirmasi positif.

Sehingga Enny menyangkal apabila terjadi klaster penularan sekolah yang terletak di kawasan Cikarang Pusat tersebut.

"Disebut klaster sebenarnya kalau sudah terjadi transfusi terus nyebarin ke yang lain, tetapi yang ini saya belum denger."

"Ketika ada informasi konfirmasi positif, kemudian kelasnya sudah diperiksa, negatif semua, anak satu ini ternyata (tertular) di rumahnya, dari bapaknya," ungkapnya.

Orang tua beserta siswa yang terpapar itu, kemudian dibawa ke tempat isolasi terpusat guna langkah antisipasi penyebaran Covid-19.

Sedangkan proses testing, tracing dan treatment atau 3T masih terus dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi untuk mendeteksi adanga temuan kasus baru di sekolah.

Tujuh Sekolah Ditutup

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di tujuh sekolah di Ibu Kota terpaksa ditutup.

Pemicunya, karena adanya penyebaran Covid-19 dan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) selama proses PTM berlangsung.

“Hasil evaluasi PTM per 27 September, terdapat tujuh sekolah yang diberlakukan penutupan sementara."

"Enam di antaranya kasus positif dan satu karena melanggar prokes,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI pada Selasa (28/9/2021) malam.

Ariza merinci, enam sekolah yang ditutup karena adanya penyebaran Covid-19 seperti di SDN Klender 03 ada dua kasus positif.

Kemudian, SDN Pondok Ranggon ada dua pelajar terpapar diduga dari rumah, SMP PGRI 20, SMAN 25 dan SMAN 20 masing-masing seorang guru positif Covid-19.

“Sementara SDN Jagakarsa 05 ditutup karena melanggar prokes. Ini hasil sementara ya,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta sedang melaksanakan tes PCR secara acak di 46 sekolah yang mengikuti PTM terbatas.

Pengetesan PCR dilakukan untuk melacak penyebaran Covid-19, sehingga bila ada yang terungkap positif dapat segera dilakukan tindakan isolasi.

“Prinsipnya sekolah kami minta konsisten melakukan prokes secara ketat, patuh, disiplin dan bertanggungjawab,” ucapnya.

Dia berharap, tidak ada lagi penyebaran Covid-19 dan pelanggaran prokes di sekolah lain.

Kata dia, penyebaran Covid-19 tidak dapat dipastikan terpapar di sekolah, karena bisa saja mereka terkena virus di rumah atau di perjalanan.

“Bagi sekolah yang terpapar dan melanggar prokes ditutup sementara, sedangkan yang lain tetap jalan terus PTM,” jelasnya.

Hingga kini, kata dia, Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih melakukan asesmen terhadap 900 sekolah yang bakal mengikuti PTM terbatas tahap dua.

Nantinya, Dinas Pendidikan bakal mengumumkan nama-nama sekolah itu kepada publik.

“Prinsipnya kami berupaya sebaik mungkin, secepat mungkin sekolah bisa melakukan PTM di seluruh Jakarta."

"Namun butuh tahapan, mohon bersabar, paling penting persiapan siswa, orangtua, para guru dan kita semua untuk membantu agar KBM di sekolah bisa berlangsung dengan menggunakan prokes yang baik,” katanya.

(TribunBekasi.com/JOS/ABS/Wartakotalive.com/FAF)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved