Berita Bekasi

Sauqi, Balita Penderita Stunting dan Tumor di Tambun Utara, Camat: Perutnya Buncit, Tidak Bisa Gemuk

Sauqi (4) menderita stunting atau kurang gizi kronis dan tumor, di Kampung Gebang RT 01/03, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Panji Baskhara
Kolase TribunBekasi.com/Rangga Baskoro
Balita bernama Sauqi (4) menderita stunting atau kurang gizi kronis dan tumor, di Kampung Gebang RT 01/03, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. 

TRIBUNBEKASI.COM - Seorang balita bernama Sauqi (4) menderita stunting atau kurang gizi kronis dan tumor.

Penyakit yang diderita Sauqi tersebut menyebabkan tubuhnya alami kurus kering hingga perutnya membuncit.

Adanya anak penderita stunting di Tambun, dibenarkan langsung oleh Camat Tambun Utara Najmuddin.

Ia mendatangi kediaman Sauqi di Kampung Gebang RT 01/03, Desa Satriajaya, Tambun Utara, Minggu (10/10/2021) lalu.

Baca juga: Sauqi Balita di Tambun Utara Kurus Kering Akibat Menderita Stunting dan Tumor

Baca juga: Pemkot Jakarta Pusat Pasok Komoditas Ikan Bagi Warga Penderita Stunting dan Gizi Buruk

Baca juga: Dani Ramdan Bertekad Menurunkan Penderita Stunting di Kabupaten Bekasi Menjadi Enam Persen pada 2022

"Jadi kemarin saya bersama Kapus Karangsatria, BPD Satriajaya, bersama RT/RW kunjungan ke rumah Sauqi."

"Ternyata memang selain menderita stunting, Sauqi ada penyakit bawaan tumor. Perutnya agak membuncit."

"Mungkin itu yang membuat balita ini tidak bisa gemuk," ucap Najmuddin saat dikonfirmasi, Senin (11/10/2021).

Sauqi tinggal dan dirawat oleh kakeknya, Marsan dan neneknya, Ayeh yang bekerja serabutan.

Kondisi perekonomian Marsan dan Ayeh yang sulit membuat keduanya kesulitan memenuhi asupan gizi beserta biaya pengobatan Sauqi.

"Anak ini yang merawat kakeknya, orang tuanya ada, tapi yang ngerawat kakeknya, ekonomi keluarganya terbilang lemah lah," katanya.

Najmuddin sampaikan kepada Marsan agar tak perlu mengkhawatirkan biaya pengobatan dan asupan gizi Sauqi lantaran menjadi kewajiban pemerintah untuk merawat dan memperhatikan masyarakatnya.

"Saya bilang sama kekeknya, Insya Allah pemerintah peduli dengan Sauqi, di sini ada puskesmas dan bidan desa, ada lurah, BPD."

Balita bernama Sauqi (4) menderita stunting atau kurang gizi kronis dan tumor, di Kampung Gebang RT 01/03, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Balita bernama Sauqi (4) menderita stunting atau kurang gizi kronis dan tumor, di Kampung Gebang RT 01/03, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (Kolase TribunBekasi.com/Rangga Baskoro)

"Kalau mau ke berobat ke rumah sakit kami ada ambulans, kalau butuh biaya ada dinsos untuk support."

"Jadi jangan pesimis, kami bantu rawat anak ini biar sembuh," tutur Najmuddin.

Najmuddin bahkan menyatakan telah memberitahu kondisi Sauqi kepada Dinas Sosial dan Kesehatan Kabupaten Bekasi agar langsung mendapatkan bantuan.

"Ada dinas-dinas juga, tugas saya sebagai camat menyampaikan ke mereka agar anak ini tolong dibantu."

"Sudah saya sampaikan kepada mereka. Dalam waktu dekat Sauqi akan menjalani kemoterapi untuk pengobatan tumornya," ujarnya.

Dani Ramdan Bertekad Menurunkan Penderita Stunting di Kabupaten Bekasi

Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menargetkan penurunan angka stunting sebesar enam persen hingga 2022.

Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan.

Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan penurunan angka enam persen stunting berdasarkan rencana pembangungan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022.

Angka penurunan stunting di Kabupaten Bekasi masih terbilang kecil.

Sehingga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi bagi Kabupaten Bekasi ke depannya.

"Dengan adanya penilaian ini, dinas-dinas bisa mengetahui mana yang masih kurang baik, mana yang harus diperbaiki, dan program lintas sektornya, agar ke depannya stunting di Kabupaten Bekasi menurun,” tambahnya.

Ia mengatakan masih ada beberapa data yang kurang lengkap dalam penilaian stunting di Kabupaten Bekasi.

Sehingga pihaknya akan melengkapi data yang kurang, agar hasilnya bisa komprehensif.

"Dalam penilaian stunting di Kabupaten Bekasi, beberapa sudah menunjukkan hasil kinerja yang baik, namun ada beberapa yang datanya kurang lengkap, nanti kita akan lengkapi agar menunjukkan hasil yang komprehensif,” ujar Dani.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berpesan agar persoalan stunting, serta kematian ibu hamil dan bayi menjadi program prioritas penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Hal itu disampaikan pada Pelantikan Ketua TP-PKK Provinsi Kalimantan Tengah di Kantor Kemendagri dan diikuti secara virtual, Selasa (25/5/2021).

“Kekerdilan itu akan menimbulkan masalah, kita tidak memiliki daya saing, anak-anak kita tidak memiliki daya saing karena fisik mereka tidak memadai, kalah dengan besar tinggi fisiknya," kata Mendagri.

Dikatakan Mendagri, meski PKK telah memiliki 10 (sepuluh) Program utama PKK terkait pemberdayaan keluarga, terdapat fleksibilitas penyusunan program sesuai dengan persoalan dan kondisi daerah masing-masing.

Namun, hal itu tak berlaku bagi persoalan stunting.

rogram penanganan stunting menurutnya perlu menjadi prioritas, sebab akan memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Saya tidak mengatakan yang besar, tinggi lebih baik, tapi umumnya begitu, (karenanya) stunting menjadi program nasional yang perlu menjadi program utama dari PKK,” katanya.

Eks Kapolri itu mengatakan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci Indonesia ke depan.

Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah.

Menurutnya, ini merupakan anak dan balita merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan, sehingga ia berharap persoalan stunting, kematian ibu atau kematian bayi meningkat.

“Kita tahu untuk tingkat nasional yang paling utama adalah program stunting, menekan angka stunting, kekerdilan karena kurangnya gizi pada saat masa kandungan dan dua tahun awal pada saat setelah melahirkan,” ujar Mendagri.

Mendagri meminta agar pandemi Covid-19 tidak mengurangi upaya penguatan perlindungan terhadap ibu hamil dan anak di PKK.

Sebab Pemerintah telah menetapkan kesehatan ibu dan anak jadi program prioritas dalam rencana pembangunan.

Salah satunya melalui Proyek Prioritas Strategis (major project) Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting.

“Kemudian kematian ibu hamil dan anak-anak bayi, ini juga harus diturunkan artinya harus ada perhatian terhadap masalah ibu hamil,"

"menurunkan angka kematian ibu hamil, kematian bayi dan stunting dengan buat terobosan untuk menambah gizi, asupan bagi ibu hamil dan bayi-bayi,” jelasnya.

Setelah memprioritaskan program tersebut, barulah Mendagri meminta PKK untuk dapat jadi mitra pemerintah dalam menangani persoalan lainnya.

“Nah ini yang menjadi hal yang sangat penting untuk secara nasional, baru kemudian yang lain yaitu masalah yang berhubungan untuk membantu keluarga agar mereka lebih sejahtera,” pungkasnya.

(TribunBekasi.com/ABS/MAZ)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved