Berita Karawang

Serbu Pegunungan Sanggabuana Karawang, Puluhan Burung dari Jepang Ternyata Tengah Mencari Mangsa

Burung migran ini biasa melanglang buana pada saat ditempat asalnya sedang musim dingin.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Dok. Yayasan Kiara
Sebanyak 57 burung migran dari Asia Timur melintasi Cikoleangkak Birdwatching Trek Kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Sebanyak 57 burung migran dari Asia Timur melintasi Cikoleangkak Birdwatching Trek Kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

Peneliti, Hery Sudarno, mengatakan, puluhan burung migran dari Asia Timur yang terlihat itu terdiri dari dua spesies yakni Alap-alap China dan Elang Alap Nippon.

Menurut Hery, Alap-alap China merupakan burung pemangsa  dengan panjang tubuh sekitar 25 sampai 35 cm.

Burung migran ini biasa melanglang buana pada saat ditempat asalnya sedang musim dingin.

Baca juga: Fenomena Unik Puluhan Burung Elang Serbu Pegunungan Sanggabuana Karawang

Baca juga: VIRAL Burung Merpati Jaguar Terjual dengan Harga Rp 1,5 M, Pembeli dari Jakarta, Pemiliknya Menyesal

Tidak hanya di Indonesia, alap-alap china ini juga migrasi sampai di Philipina dan Papua New Guinea.

Sedangkan Elang Alap Nippon merupakan raptor pemakan burung kecil dari keluarga Accipitridae, dan merupakan burung migran dari Jepang, Asia Tenggara atau Sunda Besar.

"Dua raptor ini biasanya migrasi ke Indonesia pada bulan September-Oktober sebelum kembali ke negeri asalnya," kata Hery, Senin (11/10/2021).

Puluhan burung Asia Timur itu terlihat dalam pengawasan pada 9 September 2021 oleh para peneliti dari Yayasan Kiara (Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara).

 

BERITA VIDEO : LONGSOR MENGERIKAN TERJADI DI PERTAMBANGAN BATU ALAM GUNUNG

 

Hery Sudarno menjelaskan pihaknya saat itu sedang melakukan pengamatan bersama tim “Sanggabuana Wildlife Expedition” dan tim Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Dia mengatakan bahwa tercatat ada dua spesies burung migran yang mampir ke Sanggabuna, yaitu Alap Alap Cina atau China Sparrowhawk (Accipiter soloensis) dan Elang Alap Nipon (Accipiter gularis).

“Sebenarnya kita dari Kiara dan SCF sedang melihat aktivitas primata yang ada di Sanggabuana, tidak meduga akan ada migrasi dua raptor di Sanggabuana," ujar Hery.

Ia melanjutkan penemuan ini tentu mengejutkan dan merupakan spot baru untuk pengamatan burung migran.

"Biasanya kita melakukan pengamatan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ternyata ada juga di Sanggabuana," jelas dia.

Adapun kronologis pengamatan, kata Hery, ketika itu peneliti primata datang ke Sanggabuana bersama tim sebanyak lima orang.

Pada awal kemunculannya, terpantau empat alap-alap nipon pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.

Lalu muncul lagi flock besar berjumlah 10 ekor alap-alap china. Sampai pemantauan selesai pada sekitar pukul 16.30 WIB tercatat ada sekitar 43 burung raptor yang melintas.

"Jika saja pengamatan dilakukan sejak pagi, bisa saja jumlah burung migran yang mampir dan terpantau di Sanggabuana jumlahnya ratusan individu," terang dia.

Pada 10 September 2021, pemantauan kembali dilakukan, dan pada pagi hari terpantau 102 individu yang kembali melintas di Sanggabuana, di jalur pengamatan burung Cikoleangkak.

Ekosistem masih bagus

Sementara Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Solihin Fuadi, mengatakan dikunjungi burung migran dari Asia Timur menjadi kabar baik di dunia konservasi Sanggabuana.

Atas itu, pihaknya sedang mengajukan perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional.

"Burung migran ini ke Sanggabuana merupakan indikator bahwa ekosistem di Sanggabuana masih relatif bagus, dan harus ada kebijakan pelestarian dan perlindungan di Sanggabuana," kata dia.

Dia menambahkan kedepan kawasan Cikoleangkak ini akan lebih difokuskan sebagai kawasan wisata terbatas, kawasan wisata edukasi berbasis konservasi.

Salah satu atraksi yang bisa diihat di jalur pengamatan burung ini adalah warna-warni dan keeksotisan dari 50 jenis burung, juga riuhnya kicauan mereka.
 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved