Wawancara Eksklusif
RE Menjawab: Pemkot Bentuk Tim Khusus Antisipasi Banjir di 46 Titik Wilayah Kota Bekasi
Maka kita bentuk dan pak Wakil Wali Kota, di komandoi oleh beliau untuk membentuk tim antisipasi musim penghujan.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Saat ini sudah memasuki musim penghujan dan intensitasnya cukup tinggi.
Guna mengantisipasi banjir yang selalu terjadi di wilayah akibat curah hujan tinggi dan luapan air kali, Pemerintah Kabupaten dan Kota pun melakukan berbagai upaya.
Seperti dilakukan Pemerintah Kota Bekasi.
Wilayah permukiman di Kota Bekasi sendiri dilintasi beberapa aliran sungai.
Tak ayal, ketika terjadi banjir kiriman akibat curah hujan yang tinggi, sejumlah wilayah permukiman penduduk dan juga ruas jalan tak luput dari genangan banjir.
Baca juga: Rahmat Effendi Buka Suara Soal Minta Bantuan ke DKI Terkait Penanganan Banjir
Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Bekasi Bebaskan Lahan Warga Bumi Nasio Indah Bekasi untuk Pelebaran Kali
Lalu bagimana langkah Pemerintah Kota Bekasi, terkait persiapan mengantisipasi musim penghujan dan banjir? Warta Kota Network (TribunBekasi.com) berkesempatan mewawancara secara eksklusif Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (RE) dalam Program "RE Menjawab".
Berikut hasil wawancara tim Warta Kota dengan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat belum lama ini:
1. Bagimana langkah Pemerintah Kota Bekasi dalam hal mengantisipasi musim penghujan?
Pertama kita antisipasi kita mengendalikan curah hujan yang tinggi di Kota Bekasi.
Maka kita bentuk dan pak Wakil Wali Kota, di komandoi oleh beliau untuk membentuk tim antisipasi musim penghujan.
Artinya dari 46 titik banjir di Kota Bekasi bagaimana kita minimal mengendalikan dari sebuah proses bencana karena tingginya curah hujan.
Kita tahu bahwa kontur Kota Bekasi ini sangat rendah 29 mdpl.
Oleh karena itu yang pertama yang harus kita yakini untuk dilakukan bersama adalah warga masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran-saluran dan tersier maupun sekunder.
Masyarakat juga tidak diperkenankan untuk membangunan infrastruktur di atas saluran yang sudah mengecil, pemanfaatan ruang yang besar.
Hujannya tetap curahnya, dari pada sarana itu sudah tidak mencukupi dan yang tadinya nampung-nampung ada kali, ada empang, ada bentuk-bentuk yang bisa ditampung turunnya air itu maka kondisinya akan meluap.
Tentunya potensi kawasan perumahan yang dibangun pada tahun 80-an pasti akan mengalami kebanjiran.
Jadi banjir itu, bukan hanya soal penyempitan saja tapi juga perilaku buang sampah sembarangan.
BERITA VIDEO : BANJIR PUTUS AKSES WARGA PERUMAHAN TAMAN NAROGONG
2. Adakah penanganan khusus dari Pemerintah Kota Bekasi terkait musim penghujan?
Kalau saluran tersier sekunder ini kan ratusan.
Untuk di TPA kan kita punya dua, TPA Sumur Batu dan TPA Bantar Gebang, semuanya di kelola oleh masing-masing.
Tapi saya kira hal yang sekarang ini untuk mengantisipasi musim penghujan, mengingatkan kepada pengelola agar tidak sampai berbau sedemikian radius.
Sehingga ini harus diantisipasi begitu juga saat pengangkutan dari truk sampai ke TPA, jangan sampai jatuh-jatuhan ditutup terpal sehingga kondisinya tetap bersih di Kota Bekasi.