Pembunuhan Mutilasi
Paman Korban Mutilasi Sangkal Ridho Suhendra Punya Kakak Kandung, Lalu Siapa Andriansyah Tambunan?
Ridho juga disebutkan belum pernah menikah dan tidak punya anak seperti yang disebutkan oleh Andriansyah.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, TAMBUN SELATAN --- Pihak keluarga Ridho Suhendra belum mengetahui secara pasti kapan jenazah Ridho bisa dibawa ke rumah duka di Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Belum tahu, kami masih tunggu konfirmasi dari kepolisian," ucap Zarul Ulia, paman Ridho Suhendra (28) saat dikonfirmasi, Senin (29/11/2021).
Zarul juga menjelaskan hingga kini belum ada permintaan dari kepolisian agar pihak keluarga mendatangi RS Polri Kramat Jati untuk melakukan proses pemeriksaan DNA.
"Belum ada keluarga kami yang diminta datang ke sana. Karena karena belum ada panggilan dari kepolisian," ungkap Zarul.
Baca juga: Tidak Terima Adiknya Jadi Korban Mutilasi, Andriansyah Berharap Pelakunya Diusut Tuntas
Baca juga: Satu Tersangka Kasus Mutilasi yang Buron Telah Diringkus Polisi
Ia pun mengaku tak mengetahui sosok orang bernama Andriansyah Tambunan yang mengaku sebagai kakak Ridho saat ditanyai awak media di RS Polri Kramat Jati.
Ridho juga disebutkan belum pernah menikah dan tidak punya anak seperti yang disebutkan oleh Andriansyah.
Kedua orang tua Ridho juga masih tinggal satu rumah sehingga mustahil bahwa Ridho memiliki kakak tiri.
BERITA VIDEO : POLISI TANGKAP PELAKU MUTILASI DRIVER OJOL
"Itu bukan keluarga kami, dari pihak keluarga, saya sebagai pamannya yang ditunjuk untuk memberikan keterangan. Selain saya, kalau ada yang mengaku sebagai keluarganya, itu enggak benar. Enggak punya saudara tiri," tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Ridho merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, sehingga tidak mungkin bahwa ia memiliki kakak.
"Itu tidak benar, almarhum masih bujangan dan belum punya istri," kata Zarul.
Sebelumnya, orang yang mengaku kakak kandung korban mutilasi Ridho Suhendra, Andriansyah Tambunan sejak pagi berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (29/11/2021).
Ia datang untuk meminta hasil autopsi potongan tubuh korban kepada petugas RS Polri Kramat Jati.
"Saya datang ke sini mau minta hasil autopsi," kata dia.
Dikenal ramah dan supel
Korban mutilasi, Ridho Suhendra (28), diketahui sangat dekat dengan kedua pelaku, yakni MAP dan FM.
Tentang hubungan kedekatan ini disampaikan seorang penjaga warung kopi yang enggan disebutkan namanya, yang berlokasi persis di sebelah tempat penitipan motor.'
Menurut si penjaga warung kopi ini, Ridho tak hanya sesekali menyambangi tempat penitipan motor itu.
Setiap harinya, Ridho bahkan selalu mangkal menunggu pemesanan makanan di lokasi tersebut.
"Hampir tiap hari memang nongkrongnya di sebelah (penitipan motor). Kan karena di sini dekat stasiun juga, jadi sekalian nunggu orderan. Ya nunggunya di penitipan motor itu," ucapnya di lokasi, Senin (29/11/2021).
Keseharian Ridho yang sering mangkal di lokasi tersebut, membuatnya dikenal oleh orang-orang di sekitar lokasi penitipan motor.
Ridho disebutnya sebagai sosok yang supel dan pintar bergaul.
"Satu gang ini kenal Ridho semua. Karena orangnya baik ya," tuturnya.
Di tempat penitipan motor itu, sesekali Ridho membantu MAP dan FM untuk berjaga di lokasi ketika kedua tersangka hendak melakukan pergi dengan waktu yang singkat.
"Kita mah nyebutnya yang satu 'Bang Jangkung' yang satu lagi 'si Kiting'. Dua-duanya kalau mau mandi, mau keluar sebentar, ya yang jagain si Ridho," ujarnya.
Terkadang Ridho disebutnya juga menginap di lokasi penitipan motor yang buka selama 1x24 jam.
Bahkan korban selalu membeli dua buah kopi ketika ke warungnya.
"Beli kopinya selalu dua, satu buat dia, satunya ya buat Bang Jangkung, jadi emang dekat sama tersangka, suka nginep juga di situ," katanya.
Ia pun tak menyangka bahwa MAP dan FM tega membunuh Ridho.
Meski ia hanya mengetahui motifnya melalui pemberitaan di media massa, namun sehari-hari ia tak melihat adanya percekcokan di antara ketiganya.
Satu-satunya perselisihan yang diketahuinya hanya pada saat Ridho dan FM berkelahi di depan Gedung Juang pada Jumat (26/11/2021) malam, sebelum nyawa korban dihabisi.
"Berantem itu ya cuma pas di depan Gedung Juang itu saja. Lainnya enggak pernah saya liat mereka berantem," tuturnya.
Terkadang Ridho disebutnya juga menginap di lokasi penitipan motor yang buka selama 1x24 jam.
Bahkan korban selalu membeli dua buah kopi ketika ke warungnya.
"Beli kopinya selalu dua, satu buat dia, satunya ya buat Bang Jangkung, jadi emang dekat sama tersangka, suka nginep juga di situ," katanya.
Ia pun tak menyangka bahwa MAP dan FM tega membunuh Ridho.