Vaksinasi Covid19
Ada Vaksin Covid-19 Booster Awal Tahun 2022 di Kota Bekasi, Rahmat Effendi Masih Tunggu Arahan Pusat
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi masih menunggu keputusan Pemerintah Pusat terkait pemberian vaksin booster atau dosis ketiga.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM,BEKASI SELATAN - Pemerintah tengah menyiapkan rencana pemberian vaksin booster atau dosis ketiga ke masyarakat Indonesia mulai tahun 2022 mendatang.
Rencananya, pemerintah akan membagi penerima vaksin booster menjadi dua, yakni gratis dan berbayar.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi masih menunggu keputusan Pemerintah Pusat.
"Kalau yang booster kita persiapkan nanti. Begitu iya, ini siapa, bagaimana serentak. Kan udah boleh tuh katanya, booster," kata Rahmat Effendi ditemui, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Rahmat Effendi Sabar Menunggu Arahan Pemerintah Pusat Terkait Vaksin Booster Bagi Warga Kota Bekasi
Baca juga: Pemilik Toko Servis Komputer di Bekasi Resah 5 Kali Kemalingan, Tapi Bukan Komputer yang Dicuri
Baca juga: Disperindag Kota Bekasi Mulai Sosialisasi Larangan Penjualan Minyak Curah
Diungkapkan Pepen, sapaan akrab Rahmat Effendi pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan.
Keputusan itu terkait kelompok mana yang akan jadi prioritas penerimaan vaksin booster terutama yang gratis.
"Ya kalau sudah oke persiapannya ini yang mau, yang enggak mau kita udak (kita cari) door to door. Yang mau pasti datang, kita siapkan," katanya.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster berbayar di tahun 2022.
Sehingga, tidak semua warga mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga secara gratis.
Pemerintah akan membagi penerima vaksin booster menjadi dua, yaitu gratis dan berbayar.
Vaksin booster gratis hanya diberikan untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional dan aparatur sipil negara (ASN).
Sementara di luar kategori tersebut, penerima vaksin Covid-19 booster harus bayar.
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah akan beri vaksin dosis ketiga, ketika 50 persen sasaran program vaksinasi telah mendapat suntikan dua dosis atau lengkap.
Pelaksanaannya, diharapkan dapat berjalan mulai awal tahun 2022.
Namun, hal itu perlu mempertimbangkan soal jumlah vaksinasi di Indonesia.
Waspadai Varian baru Covid-19 Omicron
Rahmat Effendi meminta masyarakat untuk waspada terkait informasi adanya varian baru Covid-19 Omicron.
Informasinya virus B.1.1.529 itu lebih menular dibanding virus Covid-19 lainnya.
Meski belum ada di Indonesia, Pepen sapaan akrab Rahmat Effendi meminta agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan, apalagi ditengah kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus mengalami penurunan.
"Apalagi itu Omicron (varian baru Covid-19). Yang katanya dari Afrika atau mana tuh. Itu yang sudah di vaksin aja kena, apalagi yang belum, nah ini kan harus jadi perhatian betul," kata Rahmat Effendi, Senin (29/11/2021).
Diungkapkan Pepen jika Omicron di masuk dalam kategori yang disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Oleh karena itu, dirinya meminta warga Bekasi yang belum menjalani vaksinasi agar segera vaksin.
"Ini juga memberikan pelajaran juga Omicron. Yang di vaksin aja kena gimana yang belum jadi yang belum vaksin ayolah dorong lagi. Ayo vaksin," katanya.
Sebelumnya Pemerintah memutuskan untuk memperketat aturan perjalanan internasional, guna mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 B.1.1.529 Omicron ke Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan pertama yang diambil pemerintah ialah memblokir kedatangan warga negara asing (WNA) yang baru saja di sejumlah negara dalam waktu 14 hari sebelumnya.
Adapun negara asal yang dimaksud terdiri dari Afrika Selatan, Bostwana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong.
Tes covid-19 secara acak di sekolah
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat masih terus menggelar tes Covid-19 secara acak di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sebagai langkah antisipasi terjadinya klaster penularan virus corona di lingkungan satuan pendidikan.
"Hingga saat ini kami masih melakukan tes swab antigen secara acak di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti saat dikonfirmasi, pada Jumat (26/11/2021).
Dia mengatakan sejak PTM terbatas diberlakukan di Kabupaten Bekasi, belum ditemukan adanya klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sehingga para murid, orang tua, maupun guru merasa aman mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Kondisi itu tidak membuat pihaknya lengah untuk terus berupaya melakukan pencegahan terhadap potensi penularan Covid-19 salah satunya dengan evaluasi PTM terbatas secara berkala.
"Kemarin kami menyelenggarakan tes usap antigen di SMPN 1 Tarumajaya. Sebanyak 272 pelajar mengikuti tes antigen tersebut. Hasilnya, negatif semua," katanya.
Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh mengatakan optimalisasi tracking Covid-19 dilakukan sambil menunggu aturan baru yang dikeluarkan pemerintah soal PPKM Level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru 2022.
"Kalau sudah ada aturan resmi di level 3 seluruh Indonesia, baru kita buat turunan aturannya. Jadi untuk sekarang ini kita gencarkan tracking dan vaksinasi," katanya.
Pelacakan kontak ini dilakukan di berbagai tempat khususnya yang berpotensi menimbulkan penularan Covid-19 termasuk di kalangan pelajar.
"Tracking juga kita lakukan di kalangan pelajar. Ini juga bagian dari persiapan kita menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Secara umum tidak ada kasus, masih relatif aman terkendali. Kasus harian sudah jarang terjadi," ucapnya.
Berdasarkan data, tidak ada penambahan kasus sejak 19 Oktober 2021 sedangkan untuk total kasus yang terkonfirmasi positif sebanyak 51.363.
Kasus aktif Covid-19 saat ini di Kabupaten Bekasi sebanyak 30. Jumlah pasien terpapar corona yang dinyatakan sembuh sebanyak 50.790 orang dan angka kematian sebanyak 543.
(TribunBekasi.com/JOS)