Berita Daerah
Ditetapkan Sebagai WBTB Tingkat Nasional, Pemkot Depok Gencarkan Sosialisasi Kesenian Gong Si Bolong
Pemkot Depok senang atas kesenian asli Gong Si Bolong yang menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional, alhasil publik diminta menjaganya.
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, DEPOK - Seni pertunjukan Gong Si Bolong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat Nasional.
Adapun kesenian Gong Si Bolong ditemukan kurang lebih tahun 1750 M pada areal tanah tegalan bersemak, tidak jauh dari curugan (air terjun kecil) ujung tanah baru.
Gong Si Bolong merupakan akulturasi kesenian Sunda dengan Betawi, yakni musiknya bernuansa Sunda dan nyanyian menggunakan sindiran bahasa Betawi.
Baca juga: Rachel Vennya Ungkap Kronologi Kabur dari Wisma Atlet agar Tak Jalani Karantina di Depan Hakim
Alat musik Gong Si Bolong terdiri dari Gong, gendang, bende, rebab, terompet, keromong dan saron, memiliki pesan baik dalam lagu yang dinyanyikan serta musik gamelan yang dimainkan.
Menurut Tatik Wijayati, Kepala Bidang Pengembangan dan Pengembangan Kepariwisataan Kota Depok, pasca ditetapkan sebagai WBTB tingkat nasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melalukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melestarikam budaya tersebut.
"Kita jaga kelestariannya dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kami juga mengajak anak-anak muda untuk berperan aktif dan melakukan pelatihan sampai melakukan pentas kesenian," kata Tatik saat dihubungi via sambungan telepon pada Jumat (10/12/2021), malam.
Lebih lanjut, kata Tatik, kesenian Gong Si Bolong seringkali dipakai dikegiatan kesenian seperti acara Pekan Kebudayaan Daerah maupun tingkat provinsi.
Baca juga: Arya Saloka dan Ferry Ardiansyah Geluti Bisnis Roti, Tergiur Melihat Potensi Pasar Lewat ‘Roti Cha’
"Selain itu, promosi yang dilakukan berupa pelatihan dan pertunjukkan secara virtual. Selain itu sudah dibuatkan tugu ya, baju batik juga sudah banyak yang motif Gong Si Bolong," sambung Tatik.
Sosialiasi kesenian Gong Si Bolong juga menyasar kepada siswa sekolah dan guru sekolah. Menurut Tatik, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok.
"Pernah diadakan pengenalan seni gamelang Gong Si Bolong oleh Disporyata. Awalnya sosialisasi dilakukan kepada guru kesenian di SD sampai SMP, seperti Bimtek gitu. Dari guru-guru itu bisa mengajarkan lagi ke siswanya," jelas Tatik.
Adapun Gong Si Bolong merupakan alat komunikasi antar budaya yang terdapat dalam dua akulturasi budaya betawi dan sunda. Selain itu, pada zaman dahulu Gong Si Bolong difungsikan sebagai alat penyebaran Islam di Depok.
Baca juga: Jumlah Korban Rudapaksa Guru Pesantren Ternyata Mencapai 21 Santriwati, Ada yang Sampai Hamil
Peralatan kesenian Gong Si Bolong terdiri dari Gong yang berlubang di tengahnya. Lubang ini yang membedakan dengan gamelan- gamelan pada umumnya dan menimbulkan suara yang berbeda dan khas.
Selain itu ada Gamelan, Kromong atau Boning, Gong Kecil, Gong Besar, Saron, Gendang, dan Kromong. Umumnya, kesenian Gong Si Bolong digunakan untuk mengiringi tarian.