Berita Bekasi
Wabah DBD Mengintai, Dinas Kesehatan Kota Bekasi Berikan 3 Tips Metode Pengendalian
Dinas Kesehatan Kota Bekasi berjibaku mengatasi wabah DBD di musim hujan ini, salah satunya membagikan metode pengendalian.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap deman berdarah dengue (DBD) memasuki musim penghujan.
Oleh karena Itu Tanti memberikan tips metode pengendalian DBD yang bisa dilakukan oleh masyarakat.
Namun tentunya, upaya pengendalian vektor DBD, di masa pandemi Covid-19 ini, tetap perlu memperhatikan protokol kesehatan 5M.
Baca juga: PCB Persipasi Kokoh di Puncak Klasemen Group D Liga III Regional Jabar, Ini Pesan Maman Suryaman
"Pengendalian dilakukan dengan memperkuat pelibatan keluarga dalam pengendalian fisik dan biologi," kata Tanti Rohilawati, Sabtu (11/12/2021).
Pengendalian secara fisik adalah pengendalian untuk mengurangi atau menghindari gigitan nyamuk atau gangguan nyamuk dilakukan dengan pemasangan kawat kasa (kawat nyamuk) pada semua lubang yang ada di rumah, seperi lubang angin, jendela, pintu, dan lainnya.
Pengendalian secara biologi menggunakan organisme bersifat predator, parasitik atau patogenik. Contohnya ikan nila, ikan mujair, ikan cupang, yang mangsanya adalah larva nyamuk.
Selain itu, tanaman yang menimbulkan bau yang tidak disukai oleh nyamuk Aedes aegypti seperti akar wangi.
Baca juga: Waspada, Kasus DBD Mulai Meningkat di saat Musim Hujan Tiba
"Masyarakat diharapkan dapat menanam tanaman pengusir nyamuk di halaman rumah untuk menghindari berkembangbiaknya vektor di sekitar rumah," katanya.
Sementara, pengendalian metode kimia, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dapat ditempuh dengan dua teknik yaitu pengasapan (fogging) yang berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu, dan pemberantasan larva nyamuk dengan zat kimia (abate).
"Di Kota Bekasi, apabila ditemukan kasus dan ada penularan di wilayah tertentu maka pengasapan akan dilakukan namun harus oleh petugas kesehatan," ujarnya.
Baca juga: Warga Lansia dan Penderita Komorbid Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19 di Stadion Patriot Kota Bekasi
Sejauh ini upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam pencegahan DBD antara lain diseminasi informasi terkait DBD yang melibatkan puskesmas-puskesmas di Kota Bekasi.
Puskesmas diingatkan agar bersinergi dengan pemangku wilayah dalam mengaktifkan kembali PSN 3M Plus.
Melalui pembentukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan pembentukan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD tingkat kelurahan. Dinkes juga melakukan sinkronisasi data DBD Puskesmas bagi petugas DBD puskesmas se-Kota Bekasi.
"Selain itu, Dinkes mengalokasikan larvasida 500 liter dan insektisida 9.000 botol ke puskesmas se-Kota Bekasi untuk mengendalikan vektor nyamuk," ucapnya.
Baca juga: Trik bagi Orangtua Ajari Buah Hati Belajar Disiplin Tanpa Harus Memarahi, Membentak, bahkan Memukul
Tanti juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terkait demam berdarah dengue (DBD) ditengah Pancaroba seperti ini.
Oleh itu, pola hidup bersih dan sehat harus selalu diterapkan.
Tanti menyebut jika kasus DBD di Kota Bekasi saat ini memang belum adanya peningkatan kasus, meski begitu hal ini perlu diantisipasi secara bersama-sama oleh masyarakat terkait kebersihan lingkungan.
"Di musim hujan bisa jadi ancaman, bagaiamana mereka membuang sampah, bagaimana lingkungannya, DBD nya diketahui sudah ada, meskipun DBD tidak tinggi seperti tahun sebelumnya," kata Tanti.
Baca juga: Jika Anak Bosan Minum Susu, Ahli Gizi Menyarankan untuk Mengonsumsi Keju
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, tercatat per Oktober 2021, total kasus demam berdarah (DBD) di Kota Bekasi adalah sebesar 1.665 kasus.
Puncak naiknya penderita DBD terjadi di bulan Juni 2021 sebanyak 471 kasus.
Setelah itu, kasus terus menurun, tercatat ada 56 kasus di bulan Oktober.
Dengan catatan ini, Tanti menekankan untuk tetap dapat diantisipasi secara bersama-sama.
"Tetap kita antisipasi , bagaimana pun kita meminimalisir, Perilaku masyarakat hidup bersih dan sehatnya," katanya.
Berkaitan peran penyuluhan di RT/RW terkait antisipasi DBD, dikatakan Tanti pihaknya akan kembali melakukan koordinasi untuk mengaktifkan kembali penyuluhan itu, sebab selama pandemi ada keterbatasan untuk melakukan penyuluhan.
Baca juga: Di saat Ada Larangan Libur Nataru, Pemprov DKI Justru Buka 108 Ruang Terbuka Hijau
Meski begitu, Tanti mengajak bahwa penyuluhan DBD juga bisa dilakukan tidak hanya secara tatap muka, namun juga bisa memanfaatkan sarana media sosial, ataupun juga masyarakat sekitar dapat berperan aktif mengantisipasi DBD.
"Penyuluhan itu kan ngak harus wilayah, tapi juga dilakukan ditempat lainnya. Penyuluhan bisa dilalui di masjid-masjid waktu itu, termasuk melalui radio, media sosial dan lainnya," ucapnya.