KPK OTT Pepen

Selain Rahmat Effendi, Dua Camat di Kota Bekasi Turut Diamankan KPK, Berikut Penjelasan Firli Bahuri

Selain Rahmat Effendi alias Pepen, ada dua camat di Kota Bekasi diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penulis: Panji Baskhara | Editor: Panji Baskhara
Kompas.com
Ilustrasi: Ketua KPK Firli Bahuri di Gedung KPK, Jakarta Selatan mengungkap, ada 14 orang diamankan terkait kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) di Kota Bekasi, Rabu (5/1/2022). 

Ia juga tak mengetahui secara pasti apakah Kepala Dinas Perkimtan Kota Bekasi, Jumhana Lutfi, juga turut dibawa penyidik KPK atau tidak.

"Kalau itu saya enggak tahu, yang jelas tadi malam sudah enggak komunikasi lagi dengan beliau," tuturnya.

Warga Bekasi Kecewa

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi terjaring operasi tangkap tangan (OTT) tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kota Bekasi, Rabu (5/1/2022).

Penangkapan Rahmat Effendi oleh KPK jelas membuat geger masyarakat Kota Bekasi.

Selain kaget, mereka merasa kecewa lantaran pemimpin wilayahnya lagi-lagi terjerat kasus dugaan korupsi.

Sebab, sebelumnya pada tahun 2010 lalu, Mochtar Mohamad ditangkap KPK.

Mochtar Mohamad ditangkap KPK lantaran kasus suap Piala Adipura yang merugikan negara Rp 5,5 miliar.

"Kok bisa dua kali punya pemimpin, tapi dua-duanya ketangkep KPK. Saya sebagai warga Kota Bekasi sangat kecewa," ungkap seorang warga bernama Dito (32), Kamis (6/1/2021).

Padahal menurutnya, Rahmat Effendi membawa banyak perubahan pada wajah Kota Bekasi selama dua tahun menjabat.

Pembangunan infrastruktur dirasakannya mengalami perubahan yang signifikan.

"Secara pembangunan, menurut saya jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Eh tapi kok malahan yang sekarang (Rahmat Effendi) terjerat korupsi juga," katanya.

Warga lain bernama Hanum mengharapkan agar Kota Bekasi memiliki sosok orang yang amanah memegang teguh kepercayaan yang diberikan masyarakat.

Saat ini, sambung Hanum, masyarakat Kota Bekasi mengalami sebuah masa krisis kepercayaan terhadap jajaran Pemkot Bekasi.

"Ya bayangin saja, dua kali berturut-turut wali kota kena KPK. Kejadian ini sangat memprihatinkan dan membuat kami krisis kepercayaan," ungkap Hanum.

Komunikasi Terakhir Rahmat Effendi dengan Wakilnya

Rahmat Effendi terjaring operasi tangkap tangan (OTT) tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kota Bekasi, Rabu (5/1/2022).

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono akui, dia masih belum bisa berkomunikasi dengan Rahmat Effendi.

"Belum bisa. Beberapa kali saya hubungi beliau tidak bisa dihubungi," kata Tri Adhianto Tjahyono ditemui, Kamis (6/1/2022).

Mas Tri sapaan Tri Adhianto Tjahyono akui prihatin dan sedih akan peristiwa yang menimpa orang nomor satu di Kota Bekasi itu.

"Ya yang jelas kita ikuti aja prosesnya, tentunya ini ada rasa prihatin dan sedih ini terjadi di Kota Bekasi," katanya.

Tri mengungkap komunikasi terakhirnya dengan Rahmat Effendi saat itu.

Diketahui, Rahmat Effendi sempat menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Bekasi.

Ketika itu Tri juga turut menghadiri Rapat Paripurna DPRD namun melalui daring.

"Makanya kemarin saya sudah izin dan selesai kegiatan kita sempat komunikasi juga," ujarnya.

Komunikasi terakhir kepada Rahmat Effendi, diungkap Tri Adhianto yaitu perihal perda yang dibahas dalam rapat sidang awal tahun di DPRD Kota Bekasi.

Pepen meminta kepada Tri untuk menindaklanjuti Perda yang sudah disepakati.

"Beliau juga minta kepada saya untuk kemudian tindak lanjuti terkait dengan perdan yang sudah disepakati," ujarnya.

Prihatin dan Sedih

Tri Adhianto mengaku prihatin dan sedih akan peristiwa yang menimpa orang nomor satu di Kota Bekasi itu.

"Ya yang jelas kita ikuti saja prosesnya, tentunya ini ada rasa prihatin dan sedih ini terjadi di Kota Bekasi," kata Tri Adhianto ditemui pasca lauching Tim Futsal Vamos Indonesia, Kamis (6/1/2022).

Mengenai peristiwa yang dialami oleh Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang diamankan oleh KPK, Tri mengatakan sebagai partner kerjanya selamat ini, mendoakan agar semua baik-baik saja.

"Kita doakan mudah-mudahan pak wali dapat menjalani dengan baik dan diberikan yang terbaik buat beliau," katanya.

Kantor Rahmat Effendi Sepi

Pasca Rahmat Effendi terjaring OTT KPK, kondisi terkini kantornya di Stadion Patriot Candrabhaga terlihat sepi.

Pantauan Tribunbekasi.com, nampak tidak ada aktivitas atau tamu yang datang untuk menemui orang nomor satu di Kota Bekasi itu.

Padahal, biasanya setiap pagi Kantor Wali Kota Bekasi di Stadion Patriot Candrabhaga itu tidak pernah sepi.

Bahkan sebelum memulai aktivitas, Rahmat Effendi menyempatkan diri untuk menemui para tamu-tamu yang menunggunya sejak pagi.

Namun, suasana terkini, justru nampak jauh berbeda lebih sepi bahkan cenderung tidak ada aktivitas.

Meski begitu, beberapa pegawai Pemerintah Kota Bekasi yang berkantor di Stadion Patriot, beberapa diantaranya masih berlalu-lalang di sekitar Stadion.

Sementara itu, terkait pengamanan Stadion Patriot Chandrabaga pasca Rahmat Effendi ditangkap KPK, memang cukup berbeda.

Dimana beberapa personil Satpol PP terpantau melakukan penjagaan di pintu masuk gerbang Stadion Patriot Chandrabaga.

Hingga pagi ini, Wartakotalive.com, Tribunbekasi.com masih mencoba mengkonfirmasi kepada pejabat Pemerintah Kota Bekasi terkait penangkapan Rahmat Effendi oleh KPK atas dugaan suap.

Namun hingga kini, belum ada pernyataan dari pihak Pemerintah Kota Bekasi.

Diduga Terima Suap Proyek dan dan Jual Beli Jabatan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan operasi tangkap tangan yang dilakukan tim KPK di Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (5/1/2022) diduga terkait suap proyek dan jual beli jabatan.

Dalam giat tangkap tangan itu, KPK amankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota Bekasi, dan pihak swasta.

“Informasi yang kami peroleh, tangkap tangan ini terkait dugaan korupsi penerimaan janji atau hadiah pengadaan barang dan jasa, serta lelang jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi,” ujar Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Kamis (6/1/2022).

Kendati demikian, hingga kini para pihak yang diamankan masih diperiksa dan dimintai keterangan oleh KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

“Perkembangannya akan kami informasikan lebih lanjut,” ucap Ali.

Adapun Rahmat Effendi tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pukul 22.51 WIB setelah ditangkap pada Rabu siang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rahmat tiba di Gedung KPK dengan didampingi sejumlah tim KPK dan dikawal pihak kepolisian.

Rahmat turun dari mobil Innova silver mengenakan baju hijau lengan panjang dilapisi rompi biru dan masker putih.

Saat berjalan memasuki Gedung Merah Putih KPK, Rahmat tak mau berkomentar apa pun saat ditanya wartawan perihal penangkapannya.

Lembaga antirasuah itu mengamankan sejumlah uang dari kegiatan tangkap tangan terhadap Rahmat Effendi.

Terkait OTT tersebut, KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum Wali Kota Bekasi itu.

Ketua KPK Firli Bahuri memastikan bahwa Rahmat Effendi tengah menjalani pemeriksaan lanjutan terkait OTT tersebut.

Kendati demikian, Firli meminta masyarakat untuk bersabar menanti penjelasan KPK perihal kegiatan tangkap tangan di Bekasi itu.

Ia memastikan bahwa KPK akan menjelaskan konstruksi perkara terkait kasus yang menjerat Rahmat Effendi.

“Kita masih bekerja. Tolong bersabar, beri waktu untuk kami bekerja. Nanti pada saatnya kami akan sampaikan ke publik. Mohon, kami bekerja dulu,” tutur dia

(TribunBekasi.com/BAS/ABS/JOS/Kompas.com/Irfan Kamil)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved