Wawancara Eksklusif

Blak-blakan Ketua KPU RI Ilham Saputra (2-tamat): Nikmati Kerja Walau Kerap Kena Bully

Namun, Ilham tak mempermasalahkan hal tersebut karena baginya itu adalah risiko pekerjaan pejabat publik.

Editor: Dedy
Tribunnews
PEMILU 2024 -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ilham Saputra (kiri) bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra menunjukkan surat Penandatanganan Nota Kesepahaman antara KPU RI dengan Tribun Network di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Kamis (6/1/2022). Kerjasama tersebut untuk penguatan informasi sekaligus mengantisipasi pemberitaan hoaks tentang penyelenggaraan Pilpres, Pemilu, dan Pilkada 2024. 

E-voting itu kelemahannya apa?

Kalau mesinnya rusak, itu gimana? Persoalan maintenance juga. Kemudian kita mau sewa atau beli mesin itu? Itu juga harus diperhatikan. Lebih ribet sebetulnya. Pengalaman di beberapa negara misalnya di Filipina, dia menggunakan e-voting kemudian mesinnya ngadat, akhirnya yang dihitung tetap manual. Itu kan membuat lebih complicated, rumit, belum lagi sosialisasi kepada masyarakat terhadap e-voting itu. Kan tidak semua masyarakat kita paham terhadap e-voting.

Apa saran Anda supaya kejadian di 2019, banyak anggota KPPS kehilangan nyawa, setidaknya resiko itu bisa diminimalkan?

Sebetulnya riset terhadap itu sudah kita terima dari berbagai universitas. Salah satunya adalah misalnya komorbid. Sulit bagi kita untuk mengecek kesehatan kemudian kita menerapkan syarat kesehatan mereka itu terlalu tinggi. Karena apa? Gajinya nggak seberapa, masuk rumah sakit seharga gajinya. Kemudian kami menerapkan batas usia, 20 sampai 50 tahun. Itu pun banyak komplain karena memang sulit kita menemukan teman-teman KPPS dan sebagainya yang mau bekerja ketika itu.

Apa statement bapak terkait soal kepemiluan yang pada 2022 itu sudah memasuki tahap untuk mencapai 2024?

Tentu saat ini KPU sedang menyiapkan beberapa tahapan-tahapan pemilu, terutama karena tahapan pemilu itu 20 bulan yang diatur oleh undang-undang. Oleh karenanya tentu persiapan pemilunya harus dilakukan dari sekarang. Jadi kita nggak bisa bicara pemilunya baru 2024 kok sekarang udah mulai, ya tentu karena tahapannya seperti itu. Itu yang harus dimengerti dan dipahami oleh masyarakat bahwa memang pekerjaan KPU itu seperti siklus. Selesai pemilu, persiapan, pemilu lagi. Jadi itu yang perlu diketahui, karena banyak pertanyaan kalau nggak ada pemilu ngapain, padahal banyak hal yang perlu kita persiapkan untuk mensukseskan pemilu dan pilkada 2024 yang akan datang.

(Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved