KPK OTT Pepen

Ade Puspitasari Sebut Ada yang Mengincar Partai Golkar di Bekasi dan Koalisi Baru pada 2024

Partai Golkar Kota Bekasi mencurigai ada upaya pembunuhan karakter partai berlogo pohon beringin itu.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
Istimewa
Ade Puspitasari mengatakan di dalam video yang tengah viral di dunia maya, ayahnya, Rahmat Effendi, tidak sedang bertransaksi ketika ditangkap KPK, Rabu (5/1/2022) siang. 

TRIBUNBEKASI.COM,BEKASI SELATAN -- Ketua DPD Golkar Kota Bekasi, Ade Puspitasari, menyatakan bahwa penangkapan Rahmat Effendi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (5/1), adalah upaya pembunuhan karakter.

Hal itu dikatakan Ade dalam sebuah video yang tengah viral di jagat maya.

Video itu sendiri konon merupakan rekaman acara pelantikan pengurus PK Partai Golkar seKota Bekasi.

Warna lain?

Dalam video itu, Ade, putri Rahmat Effendi yang saat ini juga anggota DPRD Jawa Barat, mengatakan bahwa ada pihak yang tengah mengincar Partai Golkar.

Karena itu Ade mengatakan akan mencoba berkoalisi dengan partai lain pada 2024. Yang dimaksudnya tentu saja Pemilu 2024.

"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar. Kita tahu sama tahu siapa yang mengincar ini. Tapi nanti di 2024, jika kuning koalisi dengan orange, matilah yang warna lain," ujarnya.

Awak media menghubungi Ade Puspitasari untuk mengonfirmasi pernyataannya di video yang viral itu, dan Ade menjawab secara tertulis lewat aplikasi pesan.

Katanya, yang dia sampaikan dalam video tersebut merupakan bentuk motivasi kepada para kader Golkar.

"Bahwa yang saya sampaikan adalah motivasi dan suplementasi kepada kader, agar tidak terusik oleh bisingnya gerakan destruktif terhadap kader Golkar Kota Bekasi," tulisnya.

Tak ada transaksi

Sebagian besar materi video berdurasi 1.40  menit itu berisi soal penangkapan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, dalam OTT KPK pada Rabu (5/1)

Dalam video yang bisa ditemukan di akun instagram @infobekasi.coo, dan di sana tampak anak Rahmat Effendi itu tengah berada di atas panggung, dalam acara pelantikan pengurus PK Partai Golkar seKota Bekasi.

Dalam sambutannya itu, Ade Puspitasari mengatakan bahwa penangkapan Rahmat Effendi, yang juga ayahnya, tidak bisa disebut OTT.

Menurut Ade banyak sanksi yang melihat bahwa Pepen ,sapaan Rahmat Effendi, ditangkap tanpa memegang uang.

"Saksinya banyak, staf yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana Pak Wali dijemput di rumah, bagaimana Pak Wali hanya membawa badan, KPK hanya membawa badan Ppak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," kata Ade Puspitasari dalam video tersebut, yang dikutip Tribun Bekasi, Sabtu (8/1/2022)

Berdasarkan hal-hal itu, Ade menilai Rahmat Effendi tidak terlibat korupsi, sebab tidak ada transaksi yang dilakukan oleh orang nomor satu di Kota Bekasi itu saat ditangkap KPK dalam OTT pada Rabu (5/1).

"Logikanya, OTT, saya ada transaksi, saya serahkan terus kegep, bener enggak? Ini tidak ada. Bahwa Pak Wali beserta KPK tidak membawa uang dari Pendopo," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi itu.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan bahwa uang yang disita oleh KPK bukanlah uang yang didapat saat menangkap Rahmat Effendi. Melainkan diambil dari tiga pihak yang merupakan pengembangan penyelidikan.

"Uang yang ada di KPK itu uang yang ada di luaran dari pihak ketiga, dari Kepala Dinas, dari Camat. Itu pengembangan, tidak ada OTT," ujarnya.

Karena itu, menurut Ade yang terjadi adalah pembunuhan karakter karena memang sudah mengincar partai berlogo pohon beringin itu.

Sumber: Tribun bekasi
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved