Berita Nasional
Epidemiolog UI Sebut Tanpa Varian Omicron, Indonesia Masih Berpotensi Alami Gelombang Ketiga
Menurut Tri Yunis Miko Wahyono, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia bisa kembali mencapai 5.000 kasus per hari.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akhir-akhir ini berpotensi menimbulkan gelombang ketiga pandemi Covid-19.
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menyampaikan hal itu kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).
"Pastilah, tanpa Omicron pun ada (potensi gelombang ketiga—red), apalagi dengan Omicron," ucap Tri Yunis Miko Wahyono.
Menurut Tri Yunis Miko Wahyono, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia bisa kembali mencapai 5.000 kasus per hari.
"Kan sekarang vaksinasi dua dosis sudah 50 persen, jadi kasus hariannya mungkin akan mencapai maksimal 5.000 an per hari," jelas dia.
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Epidemiolog UI Usulkan Aturan Baru Terkait PTM 100 Persen di DKI
Menurutnya, nantinya dengan angka tersebut Ibu Kota biasanya menyumbang sepertiga dari kasus nasional. "DKI biasanya sepertiga dari kasus nasional," tambahnya.
Dengan demikian, kata Miko, sudah seharusnya DKI Jakarta melakukan pembatasan-pembatasan termasuk terkait regulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kapasitas 100 persen.
"Sudah kebaca ya, harusnya DKI diikuti dengan pembatasan-pembatasan untuk PTM, WFH ataupun WFO dan sebagainya," jelas dia.
Sebagai informasi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah kasus aktif di Jakarta per 10 Januari 2022 naik sejumlah 255 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 2.129 (orang yang masih dirawat/isolasi).
"Perlu digarisbawahi bahwa 1.603 orang dari jumlah kasus aktif adalah pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan, kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 360 orang sehingga total 867.662 kasus, yang mana 259 di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri," ucap Dwi pada keterangan tertulisnya, yang dikutip Selasa (11/1/2022).
Baca juga: Ada 14 Warga Jabar Terpapar Omicron, Ridwan Kamil Tegaskan Masih Aman Terkendali
Dwi turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan virus Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta.
Dari 407 orang yang terinfeksi, 86 persennya atau sebanyak 350 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 57 lainnya adalah transmisi lokal.
Sementara itu, upaya 3T terus digalakan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas.
Data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, dilakukan tes PCR sebanyak 11.523 spesimen.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 11.292 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 360 positif dan 10.932 negatif.
Baca juga: Kasus Virus Corona Varian Omicron Terus Melonjak, Menkes Imbau Masyarakat untuk Tidak Panik
Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini sebanyak 42.277 orang dites, dengan hasil 31 positif dan 42.246 negatif. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
Dwi juga menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 89.855 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 744.371 per sejuta penduduk," tambahnya.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 851.944 dengan tingkat kesembuhan 98,2 persen, dan total 13.589 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.