Nama Menteri BUMN Erick Thohir Masuk dalam Daftar Calon Presiden 2024 Pilihan Warga Nahdlatul Ulama
Nama Menteri BUMN Erick Thohir masuk dalam daftar calon presiden 2024 yang menjadi pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU)
Penulis: Panji Baskhara | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Nama Erick Thohir masuk dalam daftar calon presiden yang menjadi pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Masuknya nama Menteri BUMN tersebut sudah berdasarkan riset Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS).
Mengenai hal itu dibenarkan langsung oleh Direktur Ekskutif CSIIS, Moh Sholeh Basyari.
Ia mengatakan nama Menteri BUMN Erick Thohir tersebut bersanding dengan sejumlah tokoh lainnya.
Baca juga: Erick Thohir Targetkan Konsolidasi Aset InJourney Capai Rp261,22 triliun di 2024
Baca juga: Dugaan Korupsi di PT Garuda Indonesia Tbk Era Dirut AS, Erick Thohir Laporkan ke Kejagung: Ada Fakta
Baca juga: Warga Kalimantan Selatan dan Tengah Mendukung Penuh Menteri BUMN Erick Thohir Menjadi Presiden 2024
"Kemunculan Erick Thohir masuk tiga besar survei, bisa dibaca bahwa pendekatannya kepada komunitas NU cukup efektif," ujar Basyari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/1/2022).
Erick sendiri telah resmi menjadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) setelah berhasil ikut seluruh rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar).
Rangkaian Dilatsar tersebut sebagai syarat untuk menjadi anggota Banser di Sekolah Citra Alam Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (28/11/2021).
Basyari mengaku, nama Erick Thohir masuk dalam daftar calon presiden pilihan warga NU di Jawa Tengah, Banten, dan Lampung, bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Basyari mengatakan, jajak pendapat dilakukan serentak di beberapa wilayah, diantaranya:
- Probolinggo
- Pasuruan
- Malang
- Yogyakarta
- Rembang
- Magelang
- Tasikmalaya
- Cirebon
- Pandeglang dan
- Lampung Tengah.
Hal itu terbukti dari survei semi riset yang dilakukan pada 7 Januari 2022.
"Data Survei diambil dengan wawancara mendalam. Wawancara secara tidak langsung, responden tak dalam posisi mengetahui bahwa dia tengah diambil datanya," ungkap Basyari.
Basyari menyebut contoh dipilih secara purposive yang dimaksud untuk mendapat orisinalitas data dari responden dan dihindari kemungkinan melebar.
Kata Basyari kembali, responden merupakan santri dari pondok pesantren yang selesai menunaikan Salat Jumat.
"Model ini adalah adaptasi dari exit poll. Exit poll data diambil dari pemiih setelah keluar dari bilik suara. Exit prayer adalah data diambil setelah responden keluar dari masjid setelah selesai shalat Jumat," kata Basyari.
Dalam riset itu, ucap Basyari, juga memunculkan nama Yenny Wahid yang mengalahkan politisi NU Muhaimin Iskandar, yang kini menjabat Wakil Ketua DPR dan Saifullah Yusuf yang sekarang menjabat Wali Kota Pasuruan.
Menurut Basyari, hal ini tak lepas dari respons warga NU atas kebijakan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang ingin menghidupkan kembali pemikiran Gus Dur.
(TribunBekasi.com/BAS)