Berita Bekasi

TPA Burangkeng Overload, DLH dan Jababeka Ajak Warga Desa Mekarmukti Kelola Sampah dari Rumah

Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, sampah yang masuk ke TPA Burangkeng kurang lebih 2.000 ton – 2.800 ton sampah per hari.

Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi berkolaborasi dengan PT Jababeka Tbk (Jababeka) dan pengurus Pusat Daur Ulang (PDU) Mekarmukti, menggelar kegiatan edukasi lingkungan, baru-baru ini. 

TRIBUNBEKASI.COM — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi berkolaborasi dengan PT Jababeka Tbk (Jababeka) dan pengurus Pusat Daur Ulang (PDU) Mekarmukti, menggelar kegiatan edukasi lingkungan, baru-baru ini.

Kegiatan edukasi lingkungan bertujuan mendorong masyarakat untuk mulai melakukan pengelolaan sampah rumah tangga yang mereka hasilkan, atau bahkan mengubah sampah menjadi memiliki nilai ekonomi.

Sebab, sampah sebenarnya punya nilai ekonomi yang menguntungkan masyarakat jika tahu cara mengelolanya, semisal dibuat kompos atau budidaya maggot untuk sampah organik, sedangkan sampah plastik dijadikan produk kerajinan tangan.

Alhasil, yang tersisa saat dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng pun hanya sampah residu atau jenis sampah yang sulit didaur ulang. Efek dari nilai ekonomis sampah ini, bisa dilihat dari bermunculannya bank sampah di berbagai tempat.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, sampah yang masuk ke TPA Burangkeng kurang lebih 2.000 ton – 2.800 ton sampah per hari.

Baca juga: Dinas LH Kabupaten Bekasi Kewalahan Angkut Sampah TPS Liar Kali CBL, Terpaksa Minta Tolong Polri-TNI

Sedangkan daya tampung yang mampu diolah atau masuk TPA Burangkeng itu 600 ton sampah.

Hal itu artinya jumlah sampah yang ada di TPA Burangkeng sudah melebihi kapasitas daya tampungnya atau overload. Oleh karena itu, perlu dicarikan cara alternatif agar sampah di TPA Burangkeng bisa dikurangi.

Kegiatan edukasi lingkungan tersebut berjalan lancar dengan protokol kesehatan ketat dan mendapat animo yang sangat baik dari masyarakat.

sampah-14feb
Para peserta edukasi lingkungan dibawa ke Saung Edukasi 09 Jatisari di Kota Bekasi untuk melakukan studi banding agar mereka punya referensi konkret dalam pengelolaan sampah.

Pada hari pertama, sebanyak 30 peserta mendapat edukasi manajemen bank sampah dan pengelolaan sampah rumah tangga dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi yang diwakili oleh Eddy Sirotim selaku Kepala Seksi Pengendalian Persampahan- DLH Kabupaten Bekasi.

Pada kesempatan yang sama, Jamaggo – anak usaha dari Jababeka dalam mengelola sampah dengan maggot, memberikan pengenalan teknik budidaya maggot.

Teknik budidaya maggot menjadi materi yang disampaikan kepada peserta karena maggot dianggap bisa menjadi solusi untuk membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah organik dari sampah rumah tangga.

Baca juga: TPA Burangkeng Kepenuhan, Dinas LH Kabupaten Tutup Sampah TPS Liar Kali CBL dengan Tanah

Kemudian pada hari kedua, para peserta dibawa ke Saung Edukasi 09 Jatisari di Kota Bekasi untuk melakukan studi banding agar peserta punya referensi konkret dalam pengelolaan sampah.

Mereka meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar.

Penanganan sampah anorganik menggunakan insinerator yang menggunakan bahan bakar minyak jelantah.

Sedangkan penanganan sampah organik memanfaatkan maggot yang hasilnya dapat digunakan kembali sebagai pakan ternak dan pupuk organik.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved