Berita Bekasi

Sebelum Dilanda Puting Beliung, Keluarga Masuti Huni Rumah Seadanya, Bentuknya Juga Bikin Prihatin

Kesehariannya, suami Masuti bernama Wawang (38), mencari nafkah dengan cara berjualan sayur keliling menggunakan sepeda motor. 

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Rumah Masuti yang atapnya hancur akibat diterpa angin puting beliung. 

TRIBUNBEKASI.COM, BABELAN --- Belum juga selesai melakukan renovas, rumah yang ditempati Masuti (35) beserta suami dan dua orang anaknya, malah terkena hempasan angin puting beliung.

Padahal, kondisi rumah Masuti terlihat sangat memprihatinkan sebelum musibah angin puting beliung menerpa pada Selasa (15/2/2022) sore kemarin.

"Tinggal di sini sudah dua tahun. Ya karena enggak ada biaya, istilahnya nempatin biar buat enggak kepanasan sama kehujanan saja dulu. Jadi seadanya," ungkap Masuti saat ditemui di kediamannya, Kampung Tambun Bohir, RT 21/12, Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (16/2/2022).

Di dalam rumah seluas kurang lebih 60 meter persegi itu, terdapat satu ruang tamu, dua kamar dan kamar mandi.

Baca juga: Badai Puting Beliung Merusak Rumah Warga di Babelan, Mastuti Menjerit Takut Anaknya Terbawa Angin

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Karawang Berikan Bantuan Perbaikan Rumah Warga Terdampak Angin Puting Beliung

Namun, keseluruhannya belum ditembok. Hanya terlihat tumpukan hebel yang belum disemen dan diberi cat. 

Bahkan ruang tamu masih beralaskan tanah yang ditutupi terpal saja. Kamar mandinya pun belum dilengkapi dengan toilet.

"Ya begini lah keadaannya. Belum disemen ruang tamunya, masih tanah. Saya juga enggak punya toilet. Kamar mandi ya cuma buat mandi saja," tuturnya.

Tak hanya itu, jendela rumah hanya dipasang kusen tanpa kaca sehingga suaminya terpaksa menutup jendela menggunakan papan triplek.

BERITA VIDEO : DUA SISWA PKL TEWAS TERSENGAT LISTRIK SAAT PERBAIKI JARINGAN WIFI

Kesehariannya, suami Masuti bernama Wawang (38), mencari nafkah dengan cara berjualan sayur keliling menggunakan sepeda motor. 

Penghasilannya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan dua orang anaknya yang masih duduk di kelas XI SMK dan III SD.

"Suami dagang sayur keliling kampung. Berangkat beli dagangan jam 4 subuh, jam 6 pagi baru ngider. Pulang habis dzuhur biasanya. Kalau saya cuma jaga anak saja," kata Masuti.

Kini, ia beserta keluarga  terpaksa mengungsi di rumah saudaranya yang tinggal tak jauh dari lokadi.

Ia sangat berharap agar Pemkab Bekasi bisa memberikan bantuan setelah ditimpa musibah angin puting beliung

Tak bisa ajukan program rutilahu

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved